• Minggu, 21 Desember 2025

Deforestasi Rezim Jokowi di Balik Bencana Sumatra, Poros Jakarta Raya Serukan Hentikan Serakahnomic

Photo Author
- Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:19 WIB
Diskusi bertema ‘Darurat Kedaulatan dan Darurat Bencana Lingkungan di Indonesia yang diadakan Poros Jakarta Raya. (Foto: Ist)
Diskusi bertema ‘Darurat Kedaulatan dan Darurat Bencana Lingkungan di Indonesia yang diadakan Poros Jakarta Raya. (Foto: Ist)

Baca Juga: Daftar Lengkap Nominasi Melon Music Awards 2025 dari Artis Tahun Ini hingga Track Zero Choice

Buruknya lagi, tambah Kiaa, besarnya utang luar negeri rezim Jokowi membuat Presiden Prabowo ngos-ngosan membiayai program kerjanya.

Ia juga menduga ruang fiskal yang sangat sempit membuat status darurat bencana nasional tidak segera diumumkan. Padahal BNPB merilis data terbaru total bahwa korban meninggal dunia 865 orang dan 463 orang masih hilang.

Pengungsi mencapai 836.000 orang. Mereka membutuhkan logistik, sanitasi, air bersih, listrik dan obat-obatan.

Selain menyoroti tragedi lingkungan di Acah, Sumut dan Sumbar, aktivis yang semoat memimpin Badan Koordinasi Mahasiswa Jakarta (BKMJ) di awal 1990-an juga menyebut apa yang terjadi di Bandara IMIP adalah darurat kedaulatan yang begitu telanjang dipertontonkan oleh Jokowi.

Baca Juga: Belum Penuhi Standar Minimal Perangkat Negara, Satgas Terpadu Awasi Bandara Khusus IWIP Weda Bay

Bandara IMIP yang tidak bisa diakses imigrasi dan bea cukai, diduga telah mendatangkan ratusan tenaga kerja asing secara gelap dengan tujuan memuluskan penyelundup jutaan ton nikel ke Negeri Tirai Bambu.

Kiaa mengingatkan, almarhum Faisal Basri pernah mendapatkan data besarnya impor nikel dari Indonesia yang jumlahnya jauh lebih banyak dari data ekspor Indonesia ke China.

"Banjir bandang di Sumatera adalah kejahatan lingkungan yang tidak bisa dimaafkan, begitu juga bandara IMIP sudah dijadikan sebagai sarana pencurian sumberdaya alam yang luar biasa ganasnya,” katanya.

Karena itu Kiaa mendesak polisi melakukan penangkapan terhadap semua pelaku kejahatan. “Dan tidak melakukan impunitas yang mencederai rasa keadilan kita sebagai sebuah bangsa," desaknya.

Pembalakan di Bukit Barisan

Baca Juga: Kabar Terbaru Kasus Korupsi Mesin EDC BRI, KPK Periksa Lagi Dirut PT Woro Adhi Persada

Pada kesempatan yang sama, Bob Rinaldi Randilawe, aktivis seangkatan Kiaa yang menyelesaikan Magister Lingkungan di UI mengatakan, terjadinya banjir bandang itu sebagai bencana ekologi yang dipicu serakahnomic.

Pembalakan liar hutan di sepanjang Bukit Barisan sudah begitu massif, bahkan merambah ke cagar alam. Namun tidak diimbangi upaya-upaya konservasi yang memadai dan berimbas terjadinya bencana lingkungan yang begitu dahsyat belakangan ini.

Banyak negara, ujar Bob, melakukan deforestasi. Tapi sebut saja RRC cepat recovery, tebang satu tanam seribu sehingga kelestarian terjaga.

Tapi di Indonesia, sambung dia, tidak sedikit penambang legal maupun ilegal menjarah daerah aliran sungai (DAS) yang mestinya bebas dari eksploitasi. Kondisi itu diperparah dengan masifnya pembalakan hutan di daerah hulu sehingga keseimbangan lingkungan terganggu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X