Aplikasi ini menggabungkan proses Imigrasi, Bea Cukai, kesehatan, dan karantina menjadi satu pengalaman digital yang mudah.
Baca Juga: Ekonom Bank Danamon Usul Pemerintah Pangkas Harga Rumah Lewat Insentif Pajak
Wisatawan dapat membagikan detail paspor mereka dari kenyamanan rumahnya masing-masing, yang memungkinkan layanan imigrasi untuk melakukan pemeriksaan latar belakang sebelum mereka tiba di bandara.
Di imigrasi, wisatawan dapat dengan mudah melewati koridor khusus, yang memindai wajah mereka dan mencocokkannya dengan foto yang tercatat untuk mengonfirmasi identitasnya secara akurat saat melintasi perbatasan.
Merujuk akun Instagram resmi Ditjen Imigrasi, WNI atau wisatawan dapat mengisi aplikasi All Indonesia tiga hari sebelum tiba di Tanah Air.
Sudah Digunakan Jemaah Haji
Sebelum digunakan untuk penumpang lansia dan disabilitas, koridor biometrik sudah digunakan dalam memfasilitasi kedatangan jemaah haji.
Indonesia memiliki kuota jemaah haji terbesar di dunia yakni 220.000 orang. Selama musim haji, setiap koridor biometrik memfasilitasi lebih dari 30 penyeberangan perbatasan per menit pada jam sibuk.
Ini memberikan peningkatan kapasitas penyeberangan perbatasan lebih dari sepuluh kali lipat dibandingkan dengan eGate biometrik saat ini.
Secara total, lebih dari 50.000 jemaah haji diproses menggunakan teknologi biometrik-on-the-move yang baru. ***
Artikel Terkait
Imigrasi Tengah Cek Diduga Dua Eks Tentara IDF Kelola Vila Mewah di Bali
Imigrasi AS Gerebek Pabrik Hyundai di Georgia, Seorang WNI Ikut Ditangkap
Hong Kong Jadi Bandara dengan Layanan Imigrasi Terbaik Dunia 2025, Jakarta Tembus 10 Besar!
Imigrasi Cekal Mantan Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi Terkait Kasus Korupsi Diusut Kejagung
Terobosan Baru Imigrasi: Indonesia Buka Pintu Tinggal Permanen bagi Diaspora dan Mantan WNI