Gus Yahya: Rapat Syuriyah Tak Berhak Berhentikan Ketum PBNU

KONTEKS.CO.ID - Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan rapat harian Syuriyah tak berwenang memberhentikan seorang yang menjabat ketua umum PBNU.

Hal itu ditegaskannya usai menghadiri Rapat Koordinasi Ketua PWNU se-Indonesia di Surabaya, pada Sabtu, 22 November 2025.

Gus Yahya mengatakan, ketentuan dalam AD-ART tidak memberikan hak tersebut kepada forum harian Syuriyah.

Baca Juga: BLT Kesra Rp900 Ribu Cair hingga Desember! Ini Daftar Penerima Resmi dan Cara Cek Statusnya

"Rapat harian syuriyah menurut konstitusi AD-ART tidak berwenang untuk memberhentikan ketua umum," tegasnya kepada awak media di Surabaya, pada Minggu, 23 November 2025 dini hari.

Bahkan, Gus Yahya menganggap keputusan rapat yang digelar pada 20 November 2025 itu tidak dapat sah karena melampaui batas kewenangannya.

Menurut Gus Yahya, rapat harian Syuriyah juga tak berhak memberhentikan pejabat fungsionaris di bawahnya.

"Memberhentikan salah seorang wakil sekjen itu rapat harian syuriyah tidak bisa," ucapnya.

Baca Juga: Pendaftaran Petugas Haji 2026 Resmi Dimulai, Cek Syarat dan Alur Lengkapnya

"Memecat ketua lembaga rapat harian syuriyah tidak bisa apalagi ketua umum," imbuhnya.

Lantaran itu, dia kembali menegaskan, keputusan rapat tersebut tidak memiliki dasar hukum organisasi.

"Maka kalau kemudian rapat harian syuriyah ini menyatakan atau membuat satu implikasi untuk memberhentikan ketua umum maka itu tidak sah," ujarnya.

Sebagai informasi, Rapat Harian Syuriyah yang memunculkan kontroversi itu digelar pada 20 November 2025 di Jakarta dan dihadiri 37 dari 53 pengurus harian Syuriyah PBNU.

Risalah rapat memuat 5 poin keputusan termasuk penyerahan kewenangan final kepada Rais Aam dan dua wakil Rais Aam.