Proyek Maritim Rp87,25 Triliun Indonesia dan Inggris untuk Memperkuat Kapal, Ekonomi, dan Nelayan

KONTEKS.CO.ID - Inggris dan Indonesia telah menyepakati kesepakatan maritim bernilai 4 miliar poundsterling atau sekitar Rp87,25 triliun.

Program Maritime Partnership Programme (MPP) yang dipimpin perusahaan pertahanan Inggris, Babcock, akan memungkinkan Inggris dan Indonesia mengembangkan kemampuan maritim untuk TNI AL serta lebih dari 1.000 kapal bagi armada perikanannya.

Gol dari kemampuan maritim itu untuk meningkatkan konsumsi hasil laut dan ketahanan pangan.

Baca Juga: Koalisi Masyarakat Sipil: Tunda Pemberlakuan dan Revisi KUHAP Baru!

Kapal-kapal tersebut akan dibangun di Indonesia dengan memanfaatkan keahlian galangan kapal Inggris, yang akan mendukung 1.000 lapangan pekerjaan di dalam negeri.

Sebagian besar pekerjaan diperkirakan tercipta di galangan Babcock di Rosyth, serta posisi tambahan di Bristol dan dok Devonport.

Di Indonesia, program ini akan membuka investasi besar pada industri galangan kapal nasional.

Baca Juga: Ada Kesepakatan Rp87,25 Triliun dalam Pertemuan Virtual PM Inggris dan Presiden Prabowo

Selain itu juga menghidupkan kembali komunitas nelayan, meningkatkan pertahanan dan keamanan maritim, sekaligus memperkuat ketahanan pangan.

Program ini akan memenuhi ambisi Indonesia untuk meningkatkan produksi pangan secara bertanggung jawab sambil menjaga keanekaragaman hayati lautnya yang luar biasa.

PM Inggris Keir Starmer menyatakan kesepakatan dengan Indonesia menjadi contoh kemitraan internasional yang kuat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Baca Juga: Koalisi Masyarakat Sipil Catat 40 Pasal KUHAP Baru Ancam Sistem Peradilan Pidana

“Kesepakatan ini memperkuat komitmen bersama terhadap stabilitas global dan meningkatkan keamanan nasional bersama,” kata PM Keir Starmer, seperti dikutip dari rilis Downing Street 10.

CEO Babcock, David Lockwood, mengatakan Maritime Partnership Programme antara Indonesia dan Inggris merupakan investasi dan komitmen besar yang dibangun di atas fondasi kuat antarnegara.