Lagi-lagi, Tedjowulan mengaku tidak tahu agenda tambahan tersebut. Dia pun mengaku merasa dijebak untuk merestui penobatan Mangkubumi sebagai pewaris takhta.
"Kalau bahasa Inggrisnya di-fait accompli mungkin," ucapnya.
Tedjowulan pun mengaku tak punya banyak pilihan lantaran sudah diminta di depan banyak orang.
Bahkan, adik PB XIII itu mengaku terpaksa merestui Hangabehi saat sungkem di depan kakinya.
Baca Juga: Kompolnas: Polri Harus Patuhi Putusan MK Soal Anggotanya di Jabatan Sipil
"Yo, saya ini kan wong tuwek (orang tua) disungkemi, disuwuni pangestu (diminta restu), ya sudah saya pengestoni (restui) saja," kata Tedjo.
"Tapi prinsipnya saya nggak ngerti ada tambahan acara itu," tandasnya.
Tedjowulan Minta Semua Pihak Tahan Diri
Sebelumnya, terkait munculnya nama penerus Pakubuwono XIII, yaitu KGPAA Hamangkunegoro, Tedjowulan meminta semua pihak menahan diri.
Hal itu demi menjaga kerukunan keluarga besar Keraton Surakarta.
“Walau sudah ada yang menyebutkan nama, kami belum menetapkan siapa yang akan menjadi raja Keraton Surakarta berikutnya,” kata Tedjowulan.
Ia berjanji segera mengumpulkan para putradalem atau anak dari Pakubuwono XIII.
Sebagai informasi, Tedjowulan merupakan adik dari Pakubuwono XIII, tetapi beda ibu.
“Saya akan mengumpulkan semua saudara-saudara kandung Pakubuwono XIII, sekaligus merangkul putradalem untuk menyatukan pandangan tentang masa depan Keraton Surakarta,” ucapnya.***
Artikel Terkait
Sejarah Raja Solo dari Masa ke Masa, Berakhirnya PB XIII dan Lahirnya Sang Raja Muda PB XIV
Penobatan Raja Baru Paku Buwono XIV di Keraton Solo Digelar Sabtu, Simbol Regenerasi Adat yang Sakral
Penobatan Raja Baru Paku Buwono XIV, Keraton Solo Siap Gelar Prosesi Jumenengan yang Sakral
Terungkap Surat Fadli Zon yang Tunjuk Maha Menteri Tedjowulan Jalani Proses Suksesi di Keraton Solo
Suksesi Keraton Solo: Dari PB XIII ke PB XIV, Konflik Dualisme Tahta dan Legitimasi yang Menjadi Sorotan