KONTEKS.CO.ID - Maha Menteri Keraton Solo, KGPA Tedjowulan membuat pengakuan mengejutkan terkait penobatan KGPH Hangabehi atau Mangkubumi menjadi Pangeran Pati atau calon raja pada Kamis, 13 November 2025.
Raja ad interim Keraton Surakarta itu mengaku dirinya dijebak untuk merestui penobatan KGPH Hangabehi menjadi calon penerus PB XIII yang telah mangkat.
Penobatan Mangkubumi sebagai calon raja digelar usai rapat yang dihadiri keluarga besar Keraton Surakarta, termasuk Tedjowulan, di Sasana Handrawina.
Baca Juga: Jaga Peluang Indonesia, Gregoria Melangkah ke Semifinal Kumamoto Masters 2025
Awalnya, Tedjowulan mengakui berinisitif menggelar rapat tersebut. Namun, dia mengaku tak mengetahui penobatan Mangkubumi akan digelar dalam rapat tersebut.
"Saya mboten nate (tidak pernah) diajak rembukan pengukuhan dan sebagainya," ungkap Tedjowulan kepada awak media di Sasana Purnama, pada Kamis 13 November 2025 malam.
Dia mengatakan, awalnya rapat digelar agar semua pihak menahan diri selama masa berkabung wafatnya PB XIII.
Baca Juga: Mayoritas Masyarakat Nilai Kondisi Ekonomi Rumah Tangga Tak Ada Perubahan Dibanding Tahun Lalu
Menurut Tedjowulan, dirinya hanya mau mengarahkan agar tak tergesa-gesa membahas suksesi di Keraton Solo.
"Kan sudah sampaikan dari awal, 40 hari lah minimal (bahas suksesi)," ucapnya.
Namun, kata Tedjowulan, peserta rapat mendadak meminta dirinya menjadi saksi penobatan Mangkubumi menjadi Pangeran Pati.
"Saya tahu-tahu dimintai untuk jadi nyekseni (menjadi saksi) proses tadi," katanya.
Baca Juga: Per September 2025, 1,2 Juta AgenBRILink Bukukan Rp1.294 triliun dari 826 Transaksi Finansial
"Ada pengikraran, penobatan menjadikan Hangabehi atau Mangkubumi jadi pewaris Pakubuwana XIII sebagai Pangeran Pati," imbuhnya.
Artikel Terkait
Sejarah Raja Solo dari Masa ke Masa, Berakhirnya PB XIII dan Lahirnya Sang Raja Muda PB XIV
Penobatan Raja Baru Paku Buwono XIV di Keraton Solo Digelar Sabtu, Simbol Regenerasi Adat yang Sakral
Penobatan Raja Baru Paku Buwono XIV, Keraton Solo Siap Gelar Prosesi Jumenengan yang Sakral
Terungkap Surat Fadli Zon yang Tunjuk Maha Menteri Tedjowulan Jalani Proses Suksesi di Keraton Solo
Suksesi Keraton Solo: Dari PB XIII ke PB XIV, Konflik Dualisme Tahta dan Legitimasi yang Menjadi Sorotan