KONTEKS.CO.ID - Tragedi ledakan di lingkungan SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat, 7 November 2025, yang melukai puluhan siswa dinilai bukan sekadar kecelakaan atau tindakan kriminal biasa.
Peneliti Hukum dan Konstitusi SETARA Institute, Azeem Marhendra Amedi berujar bahwa insiden tersebut merupakan bentuk nyata ekstremisme berbasis kekerasan yang menjalar hingga ke ruang pendidikan, sebuah tanda bahaya bagi masa depan kebinnekaan Indonesia.
Dalam tiga tahun terakhir, Indonesia memang mencatat nihil serangan terorisme (zero terrorist attack)
Namun, peristiwa di SMAN 72 menjadi alarm keras bahwa ketiadaan serangan bukan berarti ekstremisme telah padam.
Baca Juga: SETARA Institute: Ledakan SMA 72 Bukan Kriminal Biasa, Bukti Terorisme Sudah Menyusup ke Sekolah
“Peristiwa di SMAN 72 Jakarta merupakan alarm peringatan bahwa kesiapsiagaan dan langkah prevensi mesti selalu dilakukan guna menghindari keberulangan dan mencegah ekstremisme berbasis kekerasan,” tegas Azeem dalam siaran persnya, Minggu, 9 November 2025.
Menurutnya, agenda pencegahan ekstremisme-kekerasan tidak bisa hanya dijalankan oleh aparat keamanan atau lembaga negara tertentu, melainkan harus diperankan oleh seluruh pemangku kepentingan, dari pemerintah pusat, daerah, sekolah, hingga masyarakat sipil.
Azeem menyoroti pentingnya Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN-PE) untuk segera diaktivasi dan dioptimalkan.
Program tersebut, kata dia, harus menjadi payung koordinasi nasional dalam menggerakkan kolaborasi lintas sektor.
“Demikian pula Pemerintah Daerah dan aktor-aktor kunci di daerah harus terus didorong untuk mengoptimalisasi peran melalui Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Ekstremisme (RAD-PE),” ujarnya.
Baca Juga: Korban Ledakan SMAN 72 Kelapa Gading Bertambah Jadi 96 Orang, Satu Kritis
Lebih jauh, Azeem menilai bahwa ekosistem toleransi di tingkat akar rumput hanya akan kuat jika dibangun oleh kolaborasi tiga pilar kepemimpinan yaitu politik, birokratik, dan kemasyarakatan.
Ketiganya harus bersinergi menanamkan nilai kebinekaan dan melawan narasi kekerasan yang kini mudah menyebar melalui ruang digital.
Artikel Terkait
Sempat Bikin Heboh, Senjata di TKP Ledakan SMAN 72 Kelapa Gading Jakarta Utara Ternyata Hanya Mainan
Kapolri Ungkap Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Sudah Diamankan
Korban Ledakan SMAN 72 Kelapa Gading Bertambah Jadi 96 Orang, Satu Kritis
Polisi Temukan Serbuk Diduga Bahan Peledak di Rumah Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Kelapa Gading
SETARA Institute: Ledakan SMA 72 Bukan Kriminal Biasa, Bukti Terorisme Sudah Menyusup ke Sekolah