KONTEKS.CO.ID – Indonesia dan Turki menjadi dua negara pertama yang menyatakan kesediaan untuk bergabung dalam Pasukan Stabilisasi Internasional di Gaza.
Hal itu digagas dalam rencana pemerintahan pascaperang oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Pasukan ini dirancang untuk melatih dan mendukung kepolisian Palestina terverifikasi dengan dukungan Mesir dan Yordania.
Baca Juga: Yordania dan Jerman Desak Mandat PBB untuk Pasukan Stabilisasi Gaza
Selain itu bertugas mengamankan perbatasan Gaza dan mencegah penyelundupan senjata.
Namun, hingga kini belum ada kejelasan mengenai sumber pendanaan dan struktur operasional pasukan tersebut.
Israel juga menolak kemungkinan keterlibatan pasukan Turki di Gaza.
Baca Juga: Mengenal Badai Sumatra yang Mengancam Singapura, Bisa Datang Tiba-Tiba
Alasannya keamanan dan hubungan politik yang tegang antara kedua negara.
Trump menggambarkan pasukan ini sebagai “solusi keamanan internal jangka panjang bagi Gaza.”
Dukungan Indonesia dan Turki dipandang sebagai sinyal positif dari negara-negara mayoritas Muslim terhadap upaya stabilisasi di kawasan yang porak-poranda akibat perang.
Baca Juga: Badai Sumatra Mengancam Singapura dan Semenanjung Malaya
Sementara, Yordania menegaskan tidak akan mengirim pasukan sendiri, namun tetap siap bekerja sama.
“Kami akan mendukung upaya internasional untuk perdamaian, tapi tanpa menempatkan pasukan kami di lapangan,” kata Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi.
Artikel Terkait
Tugas Utama Pasukan Stabilisasi untuk Pulihkan Gaza, Begini Rencananya
Pasukan Stabilisasi Gaza, Wapres AS: Negara Teluk, Israel, Turki, dan Indonesia
Militer AS Tidak Mau Masuk Pasukan Stabilisasi Gaza, Ini Peran yang Akan Dijalankan
Netanyahu Ngotot Israel yang Tentukan Pasukan Asing di Gaza, Indonesia Menunggu
Pasukan Khusus Siap Dikirim ke Gaza: Zeni TNI AD dan Tenaga Medis Jadi Andalan