KONTEKS.CO.ID - Fenomena laut langka melanda perairan Selat Mulut Kumbang, Alor Kecil, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dalam waktu singkat, kurang dari satu jam, suhu air laut di kawasan tropis tersebut tiba-tiba turun dari rata-rata sekitar 28 derajat Celcius mencapai titik minimum hingga 12 derajat Celcius.
Peristiwa ekstrem ini dikenal sebagai Extreme Upwelling Event (EUE). Fenomena tersebut menjadi kejadian pertama yang tercatat di dunia, dan kini menjadi fokus penelitian para ahli oseanografi di Indonesia, terutama dari Universitas Diponegoro dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama mitra lainnya.
Baca Juga: Terungkap! Ternyata Ini Penyebab Utama Banjir Parah di Jaksel, Pramono Sampai Bilang Begini
Menurut Achmad Sahri, Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Sistem Biota BRIN, EUE adalah peristiwa naiknya massa air laut yang sangat dingin dari lapisan dalam menuju permukaan secara tiba-tiba.
“Biasanya penurunan suhu akibat upwelling di daerah tropis hanya sekitar 2 derajat celcius, tetapi di Alor kami mencatat penurunan hingga 10 derajat hanya dalam waktu singkat sekitar satu jam,” ungkap Sahri di Jakarta, Jumat 30 Oktober 2025.
Proses Terjadinya Extreme Upwelling Event
Sementara itu, Guru Besar di Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Anindya Wirasatriya sekaligus peneliti yang memimpin riset tersebut menjelaskan, secara detail bagaimana EUE itu terjadi.
“Peristiwa ini berlangsung bersamaan dengan pasang purnama (spring tide) yang memicu pergerakan massa air secara vertikal dengan kecepatan sekitar 0,012 meter per detik,” ujarnya.
Baca Juga: Wabup Pidie Jaya Hasan Basri Diduga Tinju Kepala SPPG Tuding Nasi Basi, Ini Kata Kemendagri
Selain suhu yang anjlok, salinitas air laut juga meningkat dari 30 PSU menjadi 36 PSU. Ini menunjukkan bahwa air yang naik berasal dari lapisan laut yang lebih dalam, di mana suhu lebih rendah dan kadar garam lebih tinggi.
Anindya menjelaskan, EUE berlangsung setidaknya selama 1-4 hari dan dapat terjadi dua kali dalam sehari mengikuti pasang surut semi-diurnal. Ini menjadikannya fenomena langka namun penting untuk dipahami karena berdampak besar pada ekosistem laut setempat.
Fenomena EUE di Selat Mulut Kumbang diklaim sebagai yang pertama dan satu-satunya di dunia. Sebab sampai saat ini belum ada laporan kejadian serupa di perairan tropis lainnya.
Besarnya perubahan suhu ini menunjukkan adanya proses oseanografi dan topografi lokal yang khas dan belum pernah tercatat di daerah tropis lain. Itu menjadikan EUE di wilayah ini sebagai fenomena unik dan langka secara global.
Artikel Terkait
Fenomena Langka, Rotasi Bumi Meningkat dan Hari Jadi Lebih Singkat di 2025
Tips Melihat Embun Es di Dieng: Fenomena Langka yang Sayang Dilewatkan
Fenomena Langka: Hari Ini, Selasa 5 Agustus 2025, Jadi Hari Terpendek yang Tak Disadari Manusia
Fenomena Langka! Gerhana Bulan Total Hiasi Langit Indonesia pada 7 September 2025
Fenomena Langka di Pantai Klayar Pacitan, Ombak Jadi Seruling Alami, Suaranya Bikin Wisatawan Terpesona