"Survei Celios harus dibaca serius sebagai bentuk market warning. Transparansi evaluasi kinerja kader di pemerintahan wajib dilakukan terbuka, terukur, berbasis data, bukan sekadar rapat tertutup penuh basa-basi," ujarnya.
Ketiga, kembali ke jatidiri atau khitah Partai Golkar dengan mengevaluasi total kepemimpinan berdasarkan AD/ART Partai Golkar.
Bahlil selaku Ketua Umum bisa mengambil langkah besar dan terhormat dengan jiwa besar mengutamakan marwah partai Golkar sebagai legacy saving move.
Baca Juga: Purbaya Ungkap Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Era SBY dan Jokowi, Bak Langit dan Bumi!
Terkait sumber rekrutmen untuk kepemimpinan yang kuat dan efektif, Azis berkeyakinan Partai Golkar punya stok kader ideologis.
Stok kader itu disebutnya punya berintegritas dan berkapasitas dari kalangan teknokrat, akademisi, birokrat, purnawirawan, hingga grassroots leader yang memahami bahwa kepemimpinan politik bukan soal bertahan pada jabatan, melainkan bagaimana karya kekaryaan membangun negara untuk menjamin kepercayaan rakyat tidak runtuh, siap mengembalikan kredibilitas partai ke jalur aslinya, Golkar kembali ke khitahnya.
Azis menilai, kasus ini bukan sekadar isu individu melainkan ujian arah sejarah Partai Golkar ke depan yang berkorelasi kuat terhadap masa depan bangsa negara.
"Momentum kasus ini harus direspons dengan sikap negarawan, agar Partai Golkar bisa bangkit menjadi partai yang kembali dipercaya dan dihormati publik lintas generasi," katanya.
"Sebaliknya jika justru direspons dengan sikap defensif-feodalistik, ancaman kehilangan relevansi bukan lagi wacana, tetapi konsekuensi," pungkasnya.***
Artikel Terkait
Bahlil Maafkan Pembuat Meme: Tapi Jangan Lagi!
Mempolisikan Pembuat Meme Bahlil Dinilai Pembungkaman Demokrasi
Sesuai Arahan, AMPI Segera Cabut Laporan Polisi Terkait Meme Hina Bahlil
Bahlil Sebut Tukin ESDM 2026 Naik 100 Persen, Purbaya: Tunggu Perintah Presiden!
Elektabilitas Purbaya Meroket, Salip KDM, Bahlil, Gibran hingga Anies: Tempel Prabowo!