KONTEKS.CO.ID – Pengamat politik dan militer Selamat Ginting menilai kebijakan Gubernur Sumatra Utara, Bobby Nasution, terkait aturan kendaraan berpelat nomor Aceh di wilayahnya, sebagai langkah yang konyol dan berpotensi memicu ketegangan antarwilayah.
“Kalau tidak konyol, namanya bukan Bobby Nasution,” ujar Ginting dalam podcast Forum Keadilan TV.
Ia menambahkan, kebijakan tersebut menunjukkan kurangnya pemahaman terhadap keutuhan wilayah Indonesia dan potensi disintegrasi bangsa.
Baca Juga: Wartawan Diintimidasi dan Diusir Saat Liput Musala Ambruk Ponpes Al Khoziny
Menurut Selamat Ginting, kebijakan itu memiliki banyak dampak politik, salah satunya ketegangan antara Sumatra Utara dan Aceh.
“Kebijakan konyol ini harus dihentikan atau dibatalkan, karena bisa memicu ketegangan antarwilayah,” tegasnya.
Ginting memahami jika tujuan kebijakan tersebut untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan mencari sumber pajak baru.
Baca Juga: Ini Langkah Trump setelah Penutupan Pemerintah AS
Namun, ia menekankan, cara yang ditempuh tidak tepat.
“Untung Mualem (Gubernur Aceh) menanggapi dengan tenang,” ucapnya.
“Kemarin ia bahkan sempat makan es krim yang dibawa dengan sepeda motor berpelat BK (Sumut) di Aceh,” kata Ginting.
Baca Juga: Ini Delapan Masalah Utama MBG Temuan Ombudsman
Ia menilai langkah simbolik itu bisa dimaknai sebagai respons bijak.
Itu mengingat kebijakan Sumut sebelumnya bisa dipersepsikan sebagai bentuk diskriminasi terselubung terhadap warga Aceh, yang menggunakan pelat BL saat melintas di Sumut.
Artikel Terkait
Kopi Gayo, Arabika Tiga Kabupaten di Aceh yang Mendunia
Kata Bobby Nasution soal Tunjangan DPRD Bisa Diubah Tapi Harus Lewat Kesepakatan Resmi
KPK Siap Tindaklanjuti Permintaan Hakim, Hadirkan Bobby Nasution di Persidangan
KPK Tunggu Laporan Jaksa, Bobby Nasution Bisa Dipanggil Jadi Saksi Kasus Jalan Dinas PUPR Sumut
Inflasi September 2,65 Persen, Sumut Melonjak, Papua Terkendali