• Minggu, 21 Desember 2025

Soal Kapal Rumah Sakit, Indonesia Lebih Unggul atas Inggris dan India

Photo Author
- Senin, 15 September 2025 | 09:45 WIB
KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat yang berfungsi sebagai kapal rumah sakit buat Indonesia. (TNI AL)
KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat yang berfungsi sebagai kapal rumah sakit buat Indonesia. (TNI AL)

KONTEKS.CO.ID - Keberadaan kapal rumah sakit (hospital ship) Indonesia dinilai bukan sekadar kebutuhan militer, melainkan juga instrumen diplomasi kemanusiaan yang memperkuat posisi Indonesia di kawasan.

Hal ini disampaikan Pornomo Rovan Astri Yoga, kandidat doktor hukum internasional di University of Wollongong sekaligus perwira TNI AL.

Dalam tulisannya di ‘The Strategist’ Rovan menyebut Indonesia menonjol di Asia Tenggara karena menjadi satu-satunya negara ASEAN yang mengoperasikan kapal rumah sakit khusus.

Baca Juga: Ikrar Nusa Bhakti Ungkap Alasan Publik Sangat Nantikan Sosok Calon Kapolri

"Di atas kertas, ini mungkin terlihat aneh, karena kapal rumah sakit membawa kewajiban ketat sesuai Konvensi Jenewa, mahal, dan sensitif secara politik. Namun dalam konteks Indonesia, jawabannya bukan soal perang, melainkan bencana," ujarnya.

Indonesia termasuk negara paling rawan bencana di dunia.

Sejarah mencatat tsunami Aceh 2004 yang menewaskan lebih dari 170 ribu orang, gempa Padang 2009, hingga gempa dan tsunami Palu 2018.

Baca Juga: Ikrar Nusa Bhakti: Calon Peganti Kapolri Listyo Idealnya Bukan dari Geng Solo, Tapi Sulit Lepas dari Jokowi

Menurut Rovan, pengalaman-pengalaman itu menegaskan perlunya platform medis bergerak.

"Tiga kapal rumah sakit bukanlah berlebihan, melainkan sebuah asuransi untuk menghadapi bencana," katanya.

Selain untuk respons bencana, pengoperasian kapal rumah sakit oleh TNI AL juga sejalan dengan fakta bahwa militer merupakan institusi publik paling dipercaya di Indonesia.

Baca Juga: Perusuh Demo dan Pihak di Belakangnya Masuk Kategori Makar dan Terorisme? Ini Pandangan Andi Widjajanto

Dengan infrastruktur, logistik, dan personel terlatih, Angkatan Laut dinilai menjadi operator paling praktis.

"Militer kita memang terbiasa mengerjakan tugas non-perang, mulai membangun jalan, memadamkan kebakaran hutan, hingga mendukung program ketahanan pangan,” tulisnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ari DP

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X