• Minggu, 21 Desember 2025

Mengaku Kena Framing Media! Gubernur Jakarta Pramono Anung Klarifikasi Soal Manggarai Bershalawat

Photo Author
- Rabu, 28 Mei 2025 | 15:32 WIB
Gubernur Jakarta Pramono Anung Klarifikasi Soal Manggarai Bershalawat (foto: youtube.com/@corbuzier)
Gubernur Jakarta Pramono Anung Klarifikasi Soal Manggarai Bershalawat (foto: youtube.com/@corbuzier)

KONTEKS.CO.ID - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, akhirnya buka suara terkait pemberitaan soal program Manggarai Bershalawat yang ramai disebut sebagai solusi utama mengatasi tawuran.

Dalam sebuah sesi podcast bersama Dedy Corbuzier, Pramono meluruskan bahwa pernyataannya telah diselewengkan atau diframing oleh media.

"Sebenarnya saya nggak pernah ngomong itu (bershalawat) untuk menyelesaikan tawuran, nggak sama sekali. Tetapi sudah di-framing," ujar Pramono.

Baca Juga: Kapan Tiket Konser BLACKPINK di GBK Jakarta Dijual? Cek Jadwal Lengkap dan Cara Belinya di Sini!

Meski begitu, ia mengaku tetap santai dan justru menikmati dinamika tersebut. Menurutnya, kritik adalah bagian dari demokrasi.

"Kritik itu vitamin. Framing itu soal bagaimana kita menyelesaikannya," lanjutnya.

Dedy Corbuzier yang menjadi host dalam podcast tersebut pun menegaskan bahwa pemberitaan media telah menyimpang dari maksud sebenarnya.

"Ternyata beliau tidak pernah ngomong ya, tawuran diselesaikan dengan bershalawat. Ini digoreng media," ujar Dedy.

Manggarai Bershalawat Bukan Solusi Tunggal

Pramono menjelaskan bahwa Manggarai Bershalawat hanyalah bagian dari pendekatan yang lebih komprehensif untuk mengatasi permasalahan sosial seperti tawuran, khususnya di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan.

Program Manggarai Bershalawat digunakan sebagai pintu masuk untuk membangun silaturahmi, kedekatan emosional, dan pemahaman keagamaan yang lebih kuat di tengah masyarakat.

Baca Juga: Membandingkan Aturan Merokok di Tempat Hiburan Malam di Jakarta dan Negara yang Maju Soal Isu Kesehatan

Pramono juga menegaskan bahwa program ini bukan mewajibkan semua orang yang tawuran untuk bershalawat, tetapi sebagai bagian dari komunikasi dan pembinaan.

"Ini hanya salah satu pendekatan dari banyak pendekatan yang kita rancang. Kita ingin pahami akar masalah dari sisi agama dan budaya juga," jelas Pramono.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X