KONTEKS.CO.ID - Minyak babi atau lard adalah lemak yang diambil dari jaringan babi, dan sering digunakan dalam berbagai masakan untuk menambah rasa gurih serta tekstur renyah.
Di beberapa negara, penggunaan minyak babi adalah hal yang lumrah, terutama dalam makanan oriental atau masakan tradisional Barat.
Namun, bagi umat Muslim dan mereka yang memiliki pantangan terhadap produk babi, penting untuk mengetahui ciri-ciri makanan yang mengandung minyak babi agar bisa menghindarinya.
Berikut beberapa ciri-ciri umum makanan yang mengandung minyak babi:
1. Aroma dan Rasa yang Sangat Gurih
Minyak babi dikenal memberikan aroma khas dan rasa gurih yang lebih kuat dibandingkan minyak nabati biasa.
Jika suatu makanan terasa sangat gurih dan lembut tanpa tambahan penyedap rasa yang jelas, bisa jadi itu dimasak menggunakan minyak babi.
2. Tekstur Renyah yang Tidak Berminyak
Makanan yang digoreng dengan minyak babi sering kali memiliki tekstur luar yang sangat renyah namun tidak terlalu berminyak.
Contohnya pada kulit pangsit atau gorengan khas Tiongkok yang tampak kering namun tetap renyah.
3. Digunakan dalam Masakan Tertentu
Beberapa jenis makanan dari negara tertentu diketahui sering menggunakan minyak babi, seperti:
-
Masakan Tionghoa tradisional (seperti dim sum, mie goreng, char siu)
-
Kue-kue tradisional Taiwan atau Tiongkok (seperti mooncake dengan isian asin)
-
Masakan Meksiko kuno (seperti tamale atau refried beans yang menggunakan lard)
4. Label Produk Mengandung Kata "Lard"
Pada produk kemasan, minyak babi bisa ditulis dengan istilah:
Tags
Artikel Terkait
-
Bukan Cuma Ketupat, Ini 4 Makanan Lebaran dari Berbagai Daerah yang Tak Kalah Lezat
-
Cara Cek Makanan dan Minuman Mengandung Babi
-
Makanan Ini Bisa Bikin Umur Pendek? Cek Dulu Daftarnya, Biar Nggak Nyesel di Kemudian Hari!
-
Muhammadiyah Perkarakan Ayam Goreng Widuran Solo: Ada Pembiaran, Harus Diproses Hukum
-
Ayam Goreng Widuran Solo Non Halal, Warga Lapor Polisi: Ini Penyesatan Konsumen Muslim