Situasi memburuk setelah kelahiran anak pertama mereka pada 2013. Menurut Jessica, tindak kekerasan yang dialaminya kerap terjadi di hadapan sang anak yang saat itu masih sangat kecil, memicu trauma psikologis yang membekas hingga kini.
"Kekerasan yang dilakukan ke saya acapkali langsung di depan anak kami yang notabene masih sangat kecil sekali waktu itu," ujarnya.
"Papa suka pukul Mama," kata dia, menirukan ucapan sang anak yang mengadukan peristiwa itu kepada kerabat mereka.
Kasus ini semakin menyita perhatian publik setelah Jessica mengungkap dugaan kekerasan terhadap anak mereka yang berkebutuhan khusus. Ia menyebut pada 2016, sang anak yang memiliki autisme dibawa MH ke sebuah pusat perbelanjaan. Sepulang dari sana, Jessica mendapati kondisi anaknya mengalami luka lebam.
"Seorang anak kecil tak berdaya sangat wajar sekali jika mengalami tantrum di tempat umum," tutur Jessica.
"Namun, alasan papanya melakukan kekerasan karena beliau merasa dibuat malu di depan umum," tambahnya.
Baca Juga: Menteri Papua Nugini Ditangkap di Australia atas Tuduhan KDRT
Memutuskan untuk Bercerai
Masalah hukum kemudian mencapai titik krusial pada 2024. Jessica menyebut proses perceraian diputus secara verstek tanpa sepengetahuannya.
Ia mengklaim tidak pernah menerima panggilan sidang, sehingga putusan dinilai sepihak dan merugikan dirinya.
"Proses cerai secara verstek tanpa memberikan info kepada saya, sehingga putusan menjadi tidak adil dan hanya berpihak kepada MH," ungkap Jessica.
Dalam proses tersebut, Jessica juga mengaku baru mengetahui bahwa akta pernikahan yang selama ini ia gunakan diduga tidak sah dan berpotensi merupakan hasil pemalsuan, sehingga menimbulkan pertanyaan serius terkait keabsahan pernikahan mereka secara hukum.
Baca Juga: Polisi Jerat Armor Toreador Tersangka KDRT ke Cut Intan Nabila Pasal Berlapis
Tak Pernah Diberi Nafkah
Ironisnya, meski mengaku tidak pernah menerima nafkah sejak awal pernikahan, Jessica menyebut mantan suaminya justru menuntut pembagian harta.
"MH yang tidak pernah menafkahi saya sejak awal menikah, kini menuntut semua uang hasil kerja saya dan tabungan anak untuk diserahkan kepada dia," keluhnya.
Tekanan yang dialami Jessica tidak berhenti di situ. Ia mengaku masih menghadapi teror psikologis hingga 2025, termasuk tuduhan malpraktik terhadap klinik dan profesinya sebagai dokter gigi, serta pelaporan terhadap asisten pribadinya.
Artikel Terkait
Motif Armor Toreador KDRT Cut Intan, Ternyata Ketahuan Nonton Video Asusila
Film Samawa Ungkap Dimensi Lain di Balik Dinamika Pelaku dan Korban KDRT
4 Poin Isu KDRT di Sidang Perceraian Baim Wong, Paula Verhoeven Bawa Ahli Telematika
Isu KDRT Baim Wong ke Paula Verhoeven Kian Santer, Pengacara Sebut Soal Bukti
Tak Terima Chikita Meidy Lempar Botol Skincare hingga Kepalanya Pusing, Suami Lapor Polisi: Empat Kali KDRT
Kronologi Kasus Dugaan KDRT Aktor Lee Ji Hoon, Istri Laporkan ke Polisi