Aktivitas ini tetap menjadi cara efektif untuk menjaga tubuh aktif, apalagi jika dibarengi defisit kalori, membakar lebih banyak kalori dibanding yang dikonsumsi.
Dalam jangka panjang, kombinasi ini berperan besar dalam penurunan berat badan.
“Segala bentuk olahraga sangat penting dalam menurunkan dan mempertahankan berat badan,” kata Schmidt.
Ia menegaskan bahwa jalan kaki adalah pilihan realistis bagi hampir semua orang untuk bergerak secara konsisten.
Baca Juga: Viral Pedagang Mie Babi Pakai Atribut Muslim di Bandung, Satpol PP Turun Tangan dan Beri Teguran
Schmidt juga menambahkan, “Meskipun berjalan kaki sendiri tidak otomatis menghilangkan lemak perut, aktivitas ini bisa menjadi bagian dari persamaan, bersama pola makan terkontrol kalori dan latihan kekuatan.”
Menariknya, sebuah studi menemukan bahwa jalan kaki dengan kecepatan lambat maupun cepat sama-sama efektif menurunkan lemak visceral pada wanita pascamenopause.
Namun, jika ingin manfaat lebih untuk jantung, meningkatkan intensitas jalan kaki patut dicoba.
Baca Juga: Zootopia 2 Tembus USD1 Miliar dalam 17 Hari, Jadi Film Animasi PG Tersukses dan Tercepat 2025
Lebih dari sekadar soal berat badan, jalan kaki rutin juga berdampak besar pada kualitas hidup.
“Berjalan kaki dapat meningkatkan kualitas tidur, kebugaran jantung, kekuatan tulang dan otot."
"Juga suasana hati, keseimbangan, serta membantu mencegah penyakit kronis seperti jantung, hipertensi, dan diabetes tipe 2,” pungkas Schmidt.***
Artikel Terkait
LRT Jabodetabek Alami Gangguan di Cikoko, Penumpang Jalan Kaki Beramai-ramai di Pinggir Rel
Wali Kota Sibolga Hilang Terjebak Banjir dan Longsor Akhirnya Ditemukan Selamat: 'Saya Jalan Kaki 4 Hari'
Kisah Kehidupan Menkeu Purbaya Saat Jadi Insinyur, Banting Stir ke Ekonomi Hingga Bangun Pagi untuk Jalan Kaki
Nestapa Warga Bener Meriah Korban Banjir, 3 Jam Jalan Kaki Lewati Medan Terjal demi Sekarung Beras
Potret Kegagapan Penanganan Bencana di Aceh: Warga 3 Jam Jalan Kaki Susuri Tebing demi Beras dan BBM