KONTEKS.CO.ID - Seorang perawat pria berusia 44 tahun yang bekerja di sebuah rumah sakit di Wuerselen, Jerman harus berhadapan dengan hukum setelah dituduh berperan sebagai "penguasa" hidup dan mati terhadap pasien yang seharusnya ia rawat.
Mengutip Oddity Central, Minggu, 9 November 2025, jaksa penuntut umum pengadilan setempat menunjukkan bukti bahwa ia menyuntik puluhan pasien yang sebagian besar lansia dengan dosis besar obat penenang atau pereda nyeri seperti morfin dan midazolam, pelemas otot yang terkadang digunakan untuk eksekusi di AS, dengan tujuan sederhana namun remeh, yaitu mempermudah shift malamnya.
Terdakwa, yang identitasnya belum dipublikasikan, bersaksi di pengadilan bahwa ia hanya mencoba menidurkan pasiennya karena tidur adalah obat terbaik, dan mengklaim bahwa ia tidak menyangka obat yang ia gunakan akan begitu mematikan.
Baca Juga: Jerman Buka Pintu buat Tenaga Ahli Perawat dari Indonesia
Jaksa menuduh perawat tersebut, yang telah bekerja di rumah sakit tersebut sejak tahun 2020, tidak menunjukkan motivasi dan antusiasme dalam menjalankan tugasnya, serta sama sekali tidak memiliki rasa empati terhadap pasien sakit yang dirawatnya.
Investigasi mereka menemukan bahwa pasien yang paling membutuhkan perawatan justru membuatnya kesal.
Pengadilan Kota Aachen baru-baru ini menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat kepada perawat pria tersebut atas pembunuhan setidaknya 10 pasien dan percobaan pembunuhan 27 pasien lainnya antara Desember 2023 dan Mei 2024.
Namun, para penyidik dilaporkan sedang menyelidiki beberapa kasus mencurigakan lainnya selama karier medisnya.***
Artikel Terkait
Perawat Sadis di Inggris Tega Bunuh 7 Bayi, Ada yang Diracuni Insulin
Ribuan Dokter Muda Korsel Mogok Kerja, Perawat Kena Dampak
Johor Terbuka Merekrut Perawat dari Indonesia, Namun Perlu SOP yang Jelas
Pemerintah Malaysia Sebut Belum Ada Pembahasan soal Perawat Indonesia
Jerman Buka Pintu buat Tenaga Ahli Perawat dari Indonesia