Memperbaiki dan Memulihkan Sel Tubuh
Saat beristirahat, tubuh melakukan regenerasi sel dan perbaikan jaringan, terutama setelah aktivitas fisik berat.
Tidur dan relaksasi juga membantu menurunkan tekanan darah serta menjaga ritme jantung tetap stabil.
Mengendalikan Emosi dan Stres
Istirahat cukup membantu menormalkan produksi hormon stres (kortisol) dan hormon pertumbuhan, yang berpengaruh pada metabolisme dan emosi. Kurang tidur terbukti menurunkan fungsi imun.
Relaksasi membantu otak beristirahat sehingga kemampuan berpikir, belajar, dan mengambil keputusan meningkat. Saat tubuh rileks, sistem saraf parasimpatik aktif, membantu menurunkan ketegangan dan kecemasan.
Meningkatkan Kualitas Tidur Jangka Panjang
Memberi jeda pada aktivitas kerja membantu menjaga semangat, produktivitas, dan kebahagiaan jangka panjang.
Tidur cukup membantu sirkulasi darah dan produksi kolagen, membuat kulit tampak lebih segar dan cerah.
Relaksasi seperti meditasi atau pernapasan dalam membantu memperbaiki pola tidur dan mengurangi insomnia.
Dengan relaksasi otak akan cukup istirahat dan mudah menemukan ide baru dan solusi kreatif dibanding ketika lelah.
Menyeimbangkan Kesehatan Mental dan Sosial
Waktu tenang memungkinkan seseorang lebih introspektif dan membangun hubungan sosial yang sehat tanpa tekanan.
Selain itu, kurang istirahat jangka panjang dapat terkena risiko tinggi penyakit seperti diabetes, stroke, dan depresi.
Laporan: Najwa Salsa/ Magang.***
Artikel Terkait
Alasan Kita Bisa Kentut Saat Tidur? Ini Penyebab dan Cara Menguranginya
Sleepmaxxing: Tren Tidur Viral yang Mengguncang Gen Z, Benarkah Bermanfaat?
Nggak Ngantuk Lagi! Begini 3 Tips Mengatur Pola Tidur Saat Puasa
Dari Jantung hingga Tidur Nyenyak: Manfaat Jalan Kaki 30 Menit yang Tak Diduga
Tips Atasi Pilek di Malam Hari agar Kamu Bisa Tidur Nyenyak
Kenapa Main HP Sebelum Tidur Bisa Bikin Melek Semalaman? Ini Penjelasan Ilmiahnya!