kontekstory

Eva Braun, 'Si Pirang Bodoh' Istri Sehari Adolf Hitler, Nyatanya Pemain Politik Kunci di Third Reich

Sabtu, 7 Oktober 2023 | 08:00 WIB
Eva Braun satu-satunya wanita yang dinikahi Adolf Hitler. (Encyclopedia Britannica)

KONTEKS.CO.ID - Eva Braun adalah perempuan simpanan Adolf Hitler selama 16 tahun. Hitler sendiri salah satu pria paling kejam dalam sejarah manusia.

Eva adalah sosok perempuan ideal di mata Hitler. Dia satu-satunya wanita yang pernah menikah dengan Hitler. Banyak misteri menyelimuti hidup Eva Braun. Siapa dia sebenarnya?

Sejarawan menulis bahwa gadis sederhana seperti Eva Braun adalah pilihan sempurna sang diktator, primadona Third Reich.

Baca Juga: Doktrin Politik Rezim Orba Melalui Film Horor dan Keruntuhan Film Indonesia Lewat Monopoli Bioskop

Para pembantu Hitler benci terhadap Eva menyebutnya sebagai perempuan bodoh dan berotak kosong. Nyatanya, Eva Braun adalah pemain politik kunci di Third Reich.

Eva Braun, Belle dari Third Reich


-
Disebut si pirang bodoh, konon dia pemain kunci di belakang Hitler. (Encyclopedia Britannica)

Banyak sejarawan menulis Eva Braun tak memainkan peran dalam kancah politik. Kabarnya, Hitler selalu meminta Eva pergi saat terjadi pembicaraan politik dengan teman-temannya. Eva juga tak pernah menjadi anggota Partai Nazi.

Namun Heike Gortemaker yang menulis buku "Eva Braun: Life With Hitler (2010)" punya pendapat lain. Ia menunjukkan sejumlah bukti bahwa Eva hadir pada sejumlah pertemuan Hitler dan para petinggi Nazi.

Baca Juga: Politik Identitas Rezim Orba Terhadap Umat Islam, Dari Penculikan Hingga Larangan Jilbab

Gortemaker menyebutnya 'Belle dari Third Reich'. Eva Braun adalah pemain politik kunci di Third Reich.

Sebagai informasi, Third Reich adalah pemerintahan Partai Nazi di Jerman pada tahun 1933-1945. Third Reich adalah pemerintahan totaliter yang berdasarkan pada kemurnian ras Jerman yang menerapkan program pengusiran dan pemusnahan orang Yahudi, yang kemudian terkenal sebagai holocaust.

Third Reich adalah upaya nostalgia untuk merebut kembali apa yang Nazi anggap sebagai kejayaan Jerman di masa lalu.

Baca Juga: Pendisiplinan Kepala ala Rezim Orba, Dari Razia Rambut Gondrong Berujung Maut Hingga Tak Boleh Punya KTP

Reich Pertama adalah Kekaisaran Romawi Suci di bawah pemerintahan Charlemagne. Reich Kedua adalah Kekaisaran Jerman pimpinan Otto von Bismarck di bawah pemerintahan Hollenzollern.

Third Reich adalah Jerman yang berada di bawah kekuasaan Nazi selama dua belas tahun di bawah pimpinan Adolf Hitler.

Eva Pemain Politik Kunci

Heike B Görtemaker menemukan bahwa Eva sepenuhnya memahami liku-liku kebijakan Nazi, pun tidak berusaha untuk berbicara menentang Holocaust. "Ia tahu apa yang terjadi. Ia bukan sekadar penonton," ujarnya.

Baca Juga: 160 Tahun Louis Vuitton, Brand Termahal di Dunia yang Berawal dari Koper Ciptaan Gelandangan

"Karena itu, perlu mengoreksi gambaran terkait Eva Braun. Dia bukan si pirang bodoh yang mengalami nasib sial karena jatuh cinta dengan iblis," imbuh Gortemaker, melansir dari The Guardian.

Menurut temuan Gortemaker,

Eva Braun, kata Gortemaker, merupakan sosok cerdas, berbakat, dan sangat menyadari kekuatan posisinya. Di atas segalanya, dia adalah orang yang suka berpolitik, dan ahu semua tingkat kekuasaan dalam struktur Third Reich yang rumit.

Baca Juga: Tan Malaka Ahli Penyamaran: 22 Tahun dalam Pelarian, 23 Nama Samaran

"Dia tahu siapa yang harus mendapat sanjungan, siapa yang harus dibekukan, dan terutama siapa yang harus mendapat rekomendasi pada Adolf Hitler," sebut Gortemaker.

Kelompok terakhir termasuk anggota keluarga Eva Braun yang mendapat banyak keuntungan dari 14 tahun berada di sisi Hitler. Eva tidak hanya “jatuh cinta” pada Hitler, kata Görtemaker, dia adalah seorang yang benar-benar percaya pada Führer dan seorang sosialis nasional yang setia.

Eva Braun, Putri Kepala Sekolah yang Kejam

Jika Eva Braun bisa menundukkan hati Hitler, mungkin karena dia terbiasa hidup bersama pria-pria kejam. Eva Anna Paula Braun adalah putri seorang kepala sekolah yang kejam.

Baca Juga: Syarifah Nawawi, Kasih Tak Sampai Tan Malaka Sang Bapak Republik

Dia lahir di Munich pada 6 Februari 1912  dan mengenyam pendidikan di sebuah sekolah biara. Pada usia 17 tahun, ia bekerja di Munich sebagai asisten dan sesekali menjadi model untuk Heinrich Hoffmann, seorang fotografer resmi Partai Nazi.

Di studio milik Hoffmann inilah ia bertemu dengan Adolf Hitler yang saat itu berusia 40 tahun. Seketika Eva jatuh cinta padanya, "Eva menyebut Hitler sebagai pria matang dengan kumis lucu dan topi besar," kenang Heinrich Hoffmann.

Hitler menyebut Eva adalah sosok wanita yang pantas mendampinginya, "Seorang laki-laki pintar akan memilih perempuan bodoh. Bayangkan jika ia memiliki perempuan yang gemar merecoki pekerjaannya," kata Hitler.

Baca Juga: Gaya Bisnis Starbucks, Praktik Bank Berkedok Gerai Kopi yang Menakutkan Industri Perbankan Dunia

Keduanya pun hidup bersama sejak 1932. Meski begitu Hitler dan Eva tak pernah muncul di depan publik bersama-sama. Sang diktator hanya mengenalkan Eva pada teman-teman dekat dan para petinggi Nazi.

Eva mendampingi Hitler sebelum pria itu berkuasa. Lalu pada 1933, Hitler ditunjuk sebagai Kanselir Jerman.

Buktikan Cinta dengan Upaya Bunuh Diri

Eva sering membuktikan pada Hitler bahwa dia adalah perempuan yang rela mati demi lelaki tercinta.

Baca Juga: Kisah Nyai Gundik Meneer Belanda, Disayang dan Terbuang

Pada 1932, Eva menembak dirinya sendiri dalam upaya bunuh diri.  Mungkin ia bertujuan untuk membuat sang Fuhrer menganggapnya lebih serius. Pada 1935, ia menelan overdosis obat tidur, namun berhasil pulih.

Dua kali upaya bunuh diri Eva berhasil. Pada 1936, Eva akhirnya menjadi nyonya rumah Hitler di tempat peristirahatannya di Berghof, di pegunungan Alpen Bavaria dekat Berchtesgaden.

Eva bahagia meskipun Hitler tetap menyembunyikannya dari publik Jerman.

Baca Juga: Oei Tiong Ham, Crazy Rich Pertama Indonesia, Punya Harta Rp43 T, Putrinya Jadi Ibu Negara Republik China

Di tempat dingin itu, Eva kerap menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan bersama anjing-anjingnya. Ia juga rutin berolahraga untuk menjaga bentuk tubuhnya, membaca majalah dan novel romantis, serta menonton film.

Bahkan Eva sering terlihat berjemur dalam keadaan telanjang. Ia cuek meskipun Hitler yang puritan tak menyukainya. Hitler juga tak suka melihat Eva  merokok dan menggunakan make up.

Halaman:

Tags

Terkini