kontekstory

Kisah Sedih di Balik Kesuksesan Alfred Bernhard Nobel: Pacar Dihamili Orang, Mati Dalam Kesendirian

Kamis, 7 September 2023 | 08:00 WIB
Alfred Bernhard Nobel penggagas Hadiah Nobel. Foto: Swedish inventor and scholar Alfred Nobel.

Kisah Cinta Tragis Alfred Nobel

Cerita percintaannya tak semulus kariernya sebagai penemu peledak. Hingga ajal menjemput, ia tak punya anak dan istri.

Kendati tak menikah, sejumlah penulis biografinya menyebut Alfred Nobel pernah menjalin kasih dengan tiga orang perempuan.

Baca Juga: 160 Tahun Louis Vuitton, Brand Termahal di Dunia yang Berawal dari Koper Ciptaan Gelandangan

Ia pernah jatuh hati kepada seorang wanita yang berasal dari Rusia. Namanya Alexandra. Ironis, gadis pujaan hatinya itu menolak Nobel lamar.

Nobel juga tercatat pernah menjalani hubungan percintaan yang cukup singkat dengan Bertha von Suttner.

-
Bertha von Suttner, salah satu gadis pujaan Alfred Nobel. (Foto: ensemblestudiotheatre.org)

Lalu yang paling kontroversial adalah Nobel pernah berhubungan selama 18 tahun dengan gadis pelayan toko bernama Sofie Hess Vienna yang menetap di Wina, Austria.

Baca Juga: Lagu Malam Kudus, Lahir dari Letusan Gunung Tambora dan Orgel yang Rusak

Surat-menyurat di antara keduanya berlangsung hampir dua dekade, yakni dari 1877 hingga 1896. Pasangan ini saling menulis surat dalam bahasa Jerman.

Tercatat ada 221 surat yang Nobel kirim dan 41 surat balasan oleh Hess. Fakta ini merujuk buku A Nobel Affair: The Correspondence between Alfred Nobel and Sofie Hess.

-
Sofie Hess berkirim surat belasan tahun dengan Alfred Nobel. (Foto: simanaitissays.files.wordpress.com)

Setelah Nobel meninggal, Hess menjual koleksi surat tersebut ke Yayasan Nobel. Untuk mencegah publikasi surat tersebut dan berdampak buruk pada citra Nobel, yayasan membeli surat-surat itu.

Baca Juga: Nestapa The Sin Nio, Mulan Versi Indonesia yang Jadi Gelandangan di Akhir Hidupnya

Hess sendiri akhirnya menikah dengan seorang perwira kavaleri Hongaria. Dari pernikahannya itu, dia mendapatkan seorang anak.

Ya, belasan tahun menjalin kasih Sofie Hess, pada akhirnya sang gadis "dihamili" oleh orang lain.

Korespondensi antara Nobel dan Hess menyoroti kehidupan pribadinya. Tulisannya mengungkap kepribadian yang sangat berbeda dari citra publiknya.

Baca Juga: Mitos Babi Ngepet, Pesugihan Modern yang Lahir dari Kecemburuan Sosial

Surat-surat tersebut menunjukkan ia sebagai seorang hipokondriak dan gila kerja. Sedangkan sebagai kekasih, Nobel paranoid, pecemburu, dan patriarki.

Prancis Menuding Pengkhianat

Nobel telah mengembangkan apa yang disebutnya balistit, "mahkota kejayaan" karier penelitiannya. Suatu bentuk bubuk tanpa asap yang dengan cepat menggantikan bubuk hitam di gudang senjata dunia.

Namun, Perancis sudah menggunakan bubuk hampir tanpa asap yang dikembangkan oleh ahli kimianya sendiri. Sehingga tawaran Nobel mendapat penolakan Prancis.

Baca Juga: Syarifah Nawawi, Kasih Tak Sampai Tan Malaka Sang Bapak Republik

Lalu dia menawarkan balistit ke Italia dan Roma langsung menerimanya. Prancis marah karena Nobel akan menjual teknologi senjata kepada kekuatan asing.

Pemerintah Prancis menuduhnya melakukan spionase sehingga menyita sejumlah kecil balistit dan sebagian besar peralatan laboratoriumnya. Prancis juga mengancam akan menjebloskannya ke penjara.

Kekayaannya kebanyakan tersimpan di bank-bank Prancis. Karena itu, ia khawatir Prancis tidak akan melepaskan hartanya tersebut.

Nobel lalu memutuskan menyewa kuda dan kereta berkeliling bank di Paris untuk menarik semua uangnya. Kemudian ia mengirimkan uang-uang itu ke Swedia dengan kereta api dalam bagasi tanpa pendamping.

Baca Juga: Penembak Misterius, Hikayat Nyawa Murah di Era Rezim Orba Atas Nama Ketertiban

Wasiat Terakhir Alfred Nobel

Ia mengakui temuan peledaknya ikut membawa keburukan bagi umat manusia. Merasa bersalah, dia membuat sekaligus menandatangani surat wasiat di Klub Swedia-Norwegia di Paris, Prancis pada 27 November 1895.

Dalam surat itu, Nobel menghibahkan semua aset dan kekayaannya untuk mengapreasiasi mereka yang berbuat banyak untuk umat manusia. Penghargaan itu kini terkenal dengan nama Hadiah Nobel.

Penghargaan itu terbagi dalam lima bagian yang sama dan didistribusikan sebagai berikut. Satu bagian untuk orang yang membuat penemuan terpenting di bidang fisika. Satu bagian untuk orang yang membuat penemuan atau perbaikan kimia.

Baca Juga: Mikhail Kalashnikov, Pencipta Senapan Serbu 'Sejuta umat' AK-47 yang Merasa Berdosa di Akhir Hidupnya

Kemudian satu bagian untuk orang yang membuat penemuan paling penting dalam bidang fisiologi atau kedokteran. Serta satu bagian untuk orang di bidang sastra yag menghasilkan karya paling menonjol ke arah idealis.

-
Tampak surat wasiat dari Nobel. (Foto: Wikimedia Commons)

“Dan satu bagian untuk orang yang telah melakukan yang terbaik atau terbaik untuk memajukan persekutuan antar bangsa, penghapusan atau pengurangan pasukan tetap, dan pembentukan dan promosi kongres perdamaian," tulis Alfred Bernhard Nobel mengutip laman Nobelprize.org.

Hadiah Nobel Fisika dan Kimia akan diberikan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Swedia. "Untuk pencapaian fisiologis atau medis oleh Institut Karolinska di Stockholm; bahwa untuk sastra oleh Akademi di Stockholm; dan untuk juara perdamaian dipilih oleh komite yang terdiri dari lima orang,” kata Alfred Nobel dalam surat wasiatnya.

Baca Juga: Tragedi Kecelakaan Nike Ardilla: Cinta Segitiga, Konspirasi, Hingga Dugaan Keterlibatan Keluarga Cendana

Tragis, Meninggal dalam Kesendirian

Nobel meninggalkan Paris pada 1891, setelah urusan balistit pindah ke San Remo di Riviera, Italia. Iklim yang hangat baik untuknya dan di sana ia mendirikan laboratorium di sana.

Pada awal tahun 1990-an, depresi Nobel tampaknya membaik. Tapi masalah penyakit jantungnya semakin berat.

Ketika Alfred Nobel meninggal, dia berada di San Remo, Italia, sendirian. Hanya berteman pembantu bayaran, bahkan mereka tidak ada satupun yang bisa berbicara bahasa ibunya. Setelah terkena stroke, ia kehilangan kemampuan untuk berbicara berbicara kecuali dalam bahasa Swedia.

Baca Juga: Kritik Itu Haram, Bisa Jadi Serangan dan Bui! Begini Cara Rezim Orba Menghukum Para Pengkritik

Halaman:

Tags

Terkini