Untungnya pun berlipat, sudah tak perlu bayar bunga ke nasabah, perusahaan malah dapat uang ratusan juta dolar AS secara gratis.
Jadi tak heran, model bisnis yang dijalanin Starbucks ini dianggap sebagai strategi brilian oleh banyak pakar di berbagai belahan dunia.
Ini semua berkat strategi mereka menyelamatkan bisnis mereka dari masa kejatuhan ekonomi AS pada 2008. Cara ini membuat Starbucks lebih fleksibel dalam menjalankan bisnisnya karena tak perlu mengandalkan transaksi penjualan langsung.
Ini juga bisa mengurangi ketergantungan pada pinjaman bank. Bahkan mereka bisa memperoleh pendapatan pasif seiring bertumbuhnya pelanggan baru dan makin banyaknya dana mengendap yang tidak pernah terpakai oleh pelanggannya.
Walaupun demikian, sudah banyak petinggi perbankan di seluruh dunia khawatir dengan pertumbuhan saldo mengendap Starbucks.
Mereka menganggap Starbucks itu adalah bank yang tak teregulasi. Para bankir bahkan memprediksi cepat atau lambat Starbucks bisa mengekspansikan bisnis mereka ke industri finansial lewat aset saldo mengendapnya.***