Yang paling menarik, saat pulang dari ibadah haji, Raja Arab Saudi menghadiahkan Bung Karno mobil Chrysler Crown Imperial.
Musababnya, selama berada di Arab Saudi, Soekarno mondar-mandir menggunakan Chrysler Crown Imperial dan langsung jatuh cinta dengan kendaraan mewah tersebut.
Baca Juga: Salim Group, Raksasa Ekonomi yang Pernah Berada di Titik Terendah Bisnis, Politik, dan Krisis
Raja Saudi, King Saud bin Abdulaziz pun menghadiahkan mobil tersebut kepadanya.
"Presiden Soekarno, mobil Chrysler Crown Imperial ini telah tuan pakai selama berada di sini. Sekarang, saya menyerahkan kepada tuan sebagai hadiah,” katanya dikutip dari buku Bung Karno, 'Penyambung Lidah Rakyat Indonesia'.
Haji Akbar
Bagi yang belum tahu, Haji Akbar merupakan istilah jika puncak musim haji atau wukuf di Padang Arafah bertepatan dengan hari Jumat.
Wukuf dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijah hingga terbit fajar pada 10 Zulhijah yang merupakan puncak dari ibadah haji. Haji akbar ini dianggap istimewa lantaran Salat Jumat dan wukuf dilakukan langsung dalam satu hari.
Soekarno pun mendapatkan keberkahan Haji Akbar.
"Di hari Jumat tahun 1955 aku menjalankan ibadah haji di Mekkah. Naik haji di hari yang suci ini membikin seseorang menjadi Haji Akbar, Haji Besar. Ini menandakan bahwa orang mempunyai jiwa keagamaan tujuh kali lebih dalam daripada manusia biasa rata-rata,” ujar Soekarno dalam buku Penyambung Lidah Rakyat.
Baca Juga: Kisah Kelam Isaac Newton, Jenius Sains yang Pernah Gagal dalam Investasi Saham
Ikut dalam rombongan Bung Karno di antaranya, Wakil Perdana Menteri KH Zainul Arifin dan Menteri Agama KH Masykur.
Tak hanya hadiah mobil mewah Chrysler Crown Imperial. Seperti ditulis di Buku Ensiklopedia Keislaman Bung Karno, Rahmat Sahid (2018), Bung Karno juga mendapatkan hadiah Kiswah saat akan bertolak kembali ke Tanah Air.
"Raja Saud memotong-motong kiswah atau kain penutup Ka'bah dibikin dari tenunan kain sutera berhiaskan kaligrafi terbuat dari 120 kilogram emas murni dan berpuluh-puluh kilogram perak. Potongan-potongan Kiswah tersebut kemudian dibagikan kepada tamu-tamu kerajaan," kata Bung Karno.***