kontekstory

Sjafrie Sjamsoeddin dan Kerusuhan Mei 1998, Uji Nyali Jenderal Tampan Eks Pengawal Kesayangan Soeharto

Minggu, 25 Mei 2025 | 11:03 WIB
Menhan Sjafrie Sjamsoeddin dan Presiden Prabowo Subianto saat masih aktif di dinas militer. (Foto: Instagram Prabowo Subianto)

Di dalam pesawat itu ikut juga Menlu Ali Alatas, mensesneg Moerdiano, Panglima ABRI Jenderal TNI Feisal Tanjung, kepala Badan Intelejen ABRI (BIA) Mayjen TNI Syamsir Siregar, Komandan Paspamres Mayjen Jasril Jakub, dan ajudan presiden Kolonel Sugiono.

Sesuai prosedur keamanan PBB, semua penumpang diminta mengisi formulir pernyataan risiko. Jika tidak diisi, pesawat tidak bisa berangkat.

Baca Juga: Sejarah The North Face: Berawal dari Toko Outdoor yang Salah Lokasi, Empat Kali Ganti Pemilik, Hingga Berkibar di Paris Fashion Week

Sjafrie mengambil dua formulir. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk Soeharto.

"Apa itu?" tanya Soeharto.

"Pernyataan risiko, tanggung perorangan, Pak," jawab Sjafrie.

Soeharto mengambil kertas formulir dari tangan Sjafie dan langsung menandatanganinya, sedangkan Sjafrie tinggal mengisi data lengkapnya. Penerbangan Zagreb-Sarajevo memakan waktu 1,5 jam.

Baca Juga: Pendiri KFC Kolonel Sanders: Bersahabat dengan Kegagalan, Resepnya Ditolak 1.008 Restoran, Baru Sukses di Usia 60 Tahun

Kira-kira setengah jam sebelum mendarat, terdengar instruksi, "Kita akan memasuki daerah yang memerlukan pengamanan, penumpang diminta memakai helm dan rompi pengaman," cerita Sjafrie. Saat itu, semua penumpang pesawat sudah memakai rompi dan helm, tinggal Soeharto yang belum.

"Ini tempat duduk, di bawahnya sudah dikasih antipeluru, belum?" tanya Soeharto kepada Sjafrie.

"Sudah, Pak. Kami tutup semua dengan balas troop, untuk mengantisipasi tembakan dari bawah," jawab Sjafrie.

"Sampingnya?"

"Juga sudah, Pak," kata Sjafrie.

Baca Juga: SDSB: Hikayat Judi Legal di Indonesia di Era Orde Baru, Jejaknya Ada Sejak Zaman Soekarno untuk Bangun Jakarta

Menjelang mendarat di Sarajevo, dari jendela pesawat Sjafrie melihat senjata 12.7 mm yang biasa digunakan untuk menembak jatuh pesawat terbang, berputar terus mengikuti arah pesawat rombongan Soeharto.

Halaman:

Tags

Terkini