Baca Juga: Omar Dhani: Panglima Termuda Kesayangan Soekarno, Dipenjara Soeharto Hampir 30 Tahun Gegara Tergesa-gesa
Musim 1990/1991, operator liga memberlakukan aturan baru tidak ada lagi pembagian divisi. Artinya, semua klub leburjadi satu, termasuk klub baru yang belum pernah mengikuti kompetisi Galatama seperti Summa FC dari Dili dan Makassar Perkasa.
Peleburan itu kemudian terbagi ke dalam tiga wilayah: barat, tengah, dan timur. Kemudian peringkat pertama dan kedua akan bertanding untuk menentukan juara Galatama.
Semua klub di Jawa kecuali NIAC Mitra masuk wilayah tengah. Artinya saat tim wilayah tengah bisa melakoni laga tandang memakai transportasi darat, sebaliknya NIAC Mitra harus mengendarai pesawat. Berat di ongkos!
Baca Juga: Benny Moerdani, Raja Intel 'Anti Islam' yang Pernah Bantu Taliban, Saat Meninggal Sempat Dikafani dan Dibacakan Yasin
Selain itu, saat di laga kandang, lawan yang masih tim ‘bau kencur’ menyebabkan animo penonton menjadi berkurang, padahal pemasukan klub dari tiket.
Sebagai bentuk protes akhirnya Wenas memutuskan membubarkan NIAC Mitra. Selain karena berat di ongkos transportasi juga merasa pembagian divisi yang ada tidak mencerminkan semangat prestasi.
Sempat ada tawaran bantuan dari Dahlan Iskan, bos Jawa Pos. Namun Wenas tetap bersikukuh memilih bubar. Kendati Wenas membolehkan Dahlan Iskan meneruskan pengelolaan, tetapi tanpa nama NIAC lagi.
Baca Juga: Mikhail Kalashnikov, Pencipta Senapan Serbu 'Sejuta umat' AK-47 yang Merasa Berdosa di Akhir Hidupnya
Ia lalu mengusulkan nama Mitra Surabaya FC kepada Dahlan Iskan. Wenas memilih mengubur NIAC Mitra bersama sejarah kehebatannya. Pada masa sekarang setelah melalui beragam perpindahan pengelolaan dan penjualan lisensi, Mitra Surabaya berada di Tenggarong dan berganti nama menjadi Mitra Kutai Kertanegara (Kukar).
Saat ini Mitra Kukar beredar di kompetisi Liga 3, level paling bawah dari strata kompetisi di Tanah Air. Begitulah perjalanan panjang dari klub berlabel 'Mitra' ini, yaitu amatir kembali ke amatir.***
Artikel Terkait
Daftar Lengkap Pemenang Ballon d'Or 2024: Sepak Bola Spanyol Mendominasi
Gegara Putusan Wasit, Puluhan Penonton Sepak Bola Tewas Terinjak-injak di Guinea
Rekam Jejak Patrick Kluivert Dikuliti, dari Utang Judol 1 Juta Euro hingga Dugaan Terlibat Match Fixing Mafia Bola
Kronologi PSSI Pecat STY hingga Kebijakan FIFA soal Etika Kontrak Pelatih Sepak Bola
Komentar Indra Sjafri atas Kekalahan Timnas U-20 Indonesia dari Iran 0-3