• Minggu, 21 Desember 2025

Anastasia Wheni Raih L'Oréal-UNESCO For Women In Science Fellowship 2022

Photo Author
- Jumat, 18 November 2022 | 09:59 WIB
Anastasia Wheni Raih L'Oréal-UNESCO For Women In Science Fellowship 2022. Foto : (Liputan6.com) (Liputan6.com)
Anastasia Wheni Raih L'Oréal-UNESCO For Women In Science Fellowship 2022. Foto : (Liputan6.com) (Liputan6.com)

KONTEKS.CO.ID - Kabar baik, pada penghujung tahun 2022 ini, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kembali mengukir prestasi. Adalah Anastasia Wheni Indrianingsih, peraih L'Oréal-UNESCO Women in Science 2022. 

 

Penghargaan L'Oréal-UNESCO Women in Science 2022 pada kategori Non-Life Science, yang diterima Kamis, 10 November 2022 lalu. Semuala When mengajukan proposal risetnya yang berjudul Development of Antibacterial Aerogels from Silver-Bacterial Cellulose-Clitoria ternatea Composite for Fresh Food Preservation.

 

Risetnya tentang pembuatan komposit aerogel dari nanopartikel perak, bioselulosa, dan ekstrak bunga telang sebagai bantalan penyerap untuk pengawetan bahan pangan segar.

Baca Juga: Indonesia Raih Juara di Cheerleading Japan Open Championship 2025, Lawan 93 Atlet Dunia

Wheni terinspirasi dari tren pola konsumsi masyarakat terhadap makanan segar seperti daging, ikan, sayuran, dan buah-buahan yang kian diminati. Rasanya yang enak dan nutrisi yang bagus, menjadikan makanan segar banyak dipilih orang.

 

Akan tetapi, ia menyadari bahwa masa simpan makanan segar tersebut sangatlah pendek. Hal itu dikarenakan tingginya kadar air dan nutrisi yang dikandung. 

 

“Ini tentu menimbulkan banyak kerugian jika makanan segar cepat basi, bahkan sebelum sampai ke tangan konsumen,” ujar doktor lulusan Ehime University, Jepang dalam keterangan yang dikutip pada Jumat, 18 November 2022. 

Baca Juga: Canggih Gunakan AI, Tim Robotik MTs Negeri 1 Banjarnegara Juara di Singapura

Dalam kemasan pangan segar, biasanya terdapat suatu bahan penyerap yang dapat mengontrol kadar air dalam sampel makanan. Namun bahan penyerap bantalan tersebut umumnya terbuat dari polimer yang disintesis secara kimia seperti polietilen. Bahan tersebut tidak ramah lingkungan karena sulit untuk didegradasi setelah dibuang.

Riset yang dilakukan Wheni ini berupaya untuk beralih ke teknologi yang lebih hijau, non-toxic, biodegradable, dan mengandung agen bioaktif dari alam untuk kemasan makanan berkelanjutan. Salah satunya berupa biodegradable aerogel.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Eko Priliawito

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X