“Angka kematian akibat DBD tidak berada pada tingkat yang sangat tinggi tetapi tetap dapat membahayakan,” ujar Intan.
Sampai saat ini, pemerintah telah menerapkan sejumlah tindakan pencegahan dan pengendalian demam berdarah. Misalnya dengan penggunaan bahan kimia yaitu fogging dengan insektisida, edukasi kepada masyarakat dan pengurangan tempat perkembangbiakan nyamuk. Tetapi hal itu tidak dapat mencegah bertambahnya populasi nyamuk.
“Kita perlu pendekatan baru,” ujar Intan.
Baca Juga: Indonesia Raih Juara di Cheerleading Japan Open Championship 2025, Lawan 93 Atlet Dunia
Walaupun telah dilakukan berbagai cara pencegahan dan pengendalian DBD, DBD masih merupakan problematika yang serius yang terjadi di dunia bahkan Indonesia dengan terus meningkat secara signifikan. Menurut Intan, perlu ditentukan arah riset dengan mengubah filosofi dan tujuan akan pengendalian DBD.
“Mengurangi ketergantungan pada insektisida, tetapi lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Salah satunya dengan Teknik Serangga Mandul sehingga menekan jumlah populasi nyamuk,” katanya lagi.***
Artikel Terkait
5 Ciri Demam Berdarah pada Anak yang Wajib Diketahui
Mengenal Virus Zika dan Penyebabnya, Sering Disangka Demam Berdarah
Cara Mencegah Demam Berdarah: Lindungi Diri Anda dan Lingkungan
Bintik Merah di Kulit: Gejala Demam Berdarah atau Biang Keringat? Kenali Perbedaannya!
Mengapa Tidak Semua Nyamuk Aedes Aegypti Membawa Demam Berdarah? Ini Jawabannya!