KONTEKS.CO.ID - Institut Teknologi Bandung (ITB) kampus idaman anak-anak Indonesia. Bisa kuliah di sini punya rasa kebanggaan tersendiri.
Tapi yang dicapai Moh Mu’alliful Ilmi, mahasiswa S3 Program Studi Kimia melebihi hal tersebut. Dia tercatat sebagai wisudawan S3 termuda dalam Wisuda Pertama ITB Tahun Akademik 2022/2023.
Apa kuncinya? Menurut Moh Mu’alliful Ilmi, rasa keingintahuan (curiosity) merupakan ruh ilmu pengetahuan. Inilah yang menjadi pegangan bagi dia hingga akhirnya menggapai gelar doktor di usia sangat muda.
Baca Juga: Dosen UGM Kembangkan Obat Tumor Pembuluh Darah
Ilmi menuntaskan studi doktoralnya di Program Studi Kimia di usia 26 tahun. Lulus S3 dari ITB merupakan anugerah sekaligus hasil kerja keras yang harus disyukuri.
“Lulus S3 merupakan hal yang tentu tidak mudah. Kelulusan ini menjadi anugerah bagi saya, orang tua saya, istri dan anak saya untuk dapat menyelesaikan pendidikan ini tepat waktu,” tutur Ilmi, disitat laman ITB, Kamis, 27 Oktober 2022.
Pandemi Covid -19 yang terjadi di Indonesia beberapa waktu lalu merupakan tantangan besar bagi Ilmi. Hal ini karena penelitiannya yang berbasis karakterisasi membutuhkan akses penggunaan laboratorium-laboratorium sentral. Sedangkan saat pandemi laboratorium-laboratorium ini ditutup.
Baca Juga: Pelajar Indonesia Rajai Misi Penjelajahan Luar Angkasa Virtual Space Teams: Mission Oz
Tak mau kehilangan kesempatan, Ilmi memanfaatkan waktunya selama penutupan laboratorium untuk menulis paper review. Dari kegiatan tersebut ia berhasil menghasilkan paper review yang dipublikasikan di Jurnal Archaelogical and Anthropological Sciences.
Selama belajar di ITB, ia telah menghasilkan 14 paper yang dipublikasikan dalam jurnal nasional maupun internasional. Melalui 4 paper di antaranya menempatkan Ilmi sebagai penulis pertama.
Setelah pandemi berakhir, Ilmi melanjutkan penelitiannya tentang aspek kimiawi yang berperan dalam perubahan warna pada lukisan prasejarah di bawah bimbingan Prof Ismunandar, Prof Djulia Onggo, Dr Pindi Setiawan, dan Dr Grandprix Thomryes Marth Kadja.
Penelitian ini dipublikasikan dalam bentuk disertasi yang berjudul “Aspek Kimia pada Diskolorasi Gambar Cadas Maros-Pangkep dan Lembata”. Tujuan penelitian itu ialah mengetahui komposisi pigmen warna yang digunakan dan menentukan strategi konservasi untuk lukisan purba.
Fokus penelitiannya juga berhasil mengantarkan Ilmi untuk menjadi pembicara pada European Synchrotron Radiation Facility (ESRF) di Grenoble tahun 2020 lalu. Dalam acara tersebut Ilmi mempresentasikan hasil penelitiannya terkait analisis sifat fisikokimia pigmen gambar cadas di Situs Karim, Sangkulirang, Kalimantan Timur.
Artikel Terkait
Jadwal Seleksi Mandiri 10 PTN Terbaik Plus Tanggal Ujian ITB, IPB, UI, UGM, UNPAD
Selamat, Raffi Ahmad Dapat Gelar Doktor Honoris Causa dari Kampus Thailand
UI Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil Lahadalia, SKSG Dilarang Terima Mahasiswa S3 Baru
Bryan Amirul Husna, Mahasiswa ITB Peraih IPK 4,00 Beberkan Rahasia Jadi Super-Pintar
Rekam Jejak Menteri Satryo, Didemo Anak Buah Karena Arogan: Lahir di Belanda dan Dikenal sebagai Ilmuwan ITB