• Minggu, 21 Desember 2025

Mengenal Lebih Dekat Zagy Berian, Jebolan ITB yang Kini Jadi Penasihat Muda Sekjen PBB untuk Perubahan Iklim

Photo Author
- Minggu, 21 September 2025 | 22:23 WIB
Zagy Berian, lulusan ITB yang kini mengabdi di Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai Penasihat Muda Sekjen PBB untuk Perubahan Iklim. (ITB)
Zagy Berian, lulusan ITB yang kini mengabdi di Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai Penasihat Muda Sekjen PBB untuk Perubahan Iklim. (ITB)

Salah satu gagasan penting yang Zagy jalankan adalah program edukasi dan kesadaran energi terbarukan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Program bekerja sama dengan petani setempat guna mengintegrasikan solusi energi bersih dalam praktik pertanian berkelanjutan.

Pembicara dalam Studium Generale ITB

Baru-baru ini, tepatnya pada Rabu 10 September 2025, Zagy didaulat sebagai pembicara dalam Studium Generale ITB yang mengambil topik green jobs sebagai masa depan karier untuk mewujudkan Indonesia Emas 2025.

Di depan para undangan, Zagy menyoroti perubahan fundamental dalam lanskap ketenagakerjaan yang didorong oleh preferensi Generasi Z.

Menurut dia, Gen Z tidak hanya mengubah pola konsumsi tetapi juga ekspektasi terhadap dunia kerja. “Preferensi Gen Z terhadap produk digital, berkelanjutan, dan personal, ditambah kecenderungan mereka dalam menilai perusahaan berdasarkan dampak sosial serta lingkungannya, secara fundamental telah mengubah pasar dan produktivitas ekonomi,” paparnya.

Baca Juga: Mahasiswa ITB Mengguncang Panggung AI Dunia di Ajang Main Conference ACL 2025

Perubahan ini sejalan dengan tren data. Berdasarkan data World Economic Forum, pekerjaan administratif akibat otomasi dan digitalisasi menurun tajam.

Sementara itu terjadi lonjakan permintaan untuk talenta di bidang teknologi dan keberlanjutan seperti insinyur energi terbarukan, spesialisasi lingkungan, dan spesialisasi big data.

“Dengan meningkatnya kebutuhan keterampilan green jobs, ditemukan juga kenaikan pada tingkat rekrutmen pelamar dengan green skills. Peningkatan ini sejalan dengan melonjaknya kebutuhan green skills dalam mendukung transisi ekonomi hijau,” tuturnya.

Keterampilan hijau atau green skills adalah kemampuan dan pengetahuan untuk memodifikasi proses kerja, produk, atau sistem agar berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.

Baca Juga: Transportasi Publik Jakarta Mendunia, Raih Peringkat ke 17 Dunia

Zagy memberikan beberapa contoh green skills yang dibutuhkan di berbagai sektor potensial, seperti:

  1. Energi Terbarukan: Kemampuan instalasi sistem penyimpanan energi dan pemrograman sistem inverter;
  2. Perhutanan: Keahlian manajemen lanskap berbasis ekosistem dan monitoring sumber daya hutan dengan teknologi GIS;
  3. Industri: Pemanfaatan IoT dan AI dalam optimasi produksi serta perawatan sistem pabrik berbasis energi terbarukan;
  4. Transportasi Berkelanjutan: Kemampuan manajemen sistem transportasi cerdas berbasis IoT dan integrasi sistem digital serta big data analytics;
  5. Sumber Daya Laut dan Pesisir: Kemampuan kalkulasi stok karbon pasir dan analisis nilai keekonomian ekosistem laut.

Zagy pun menegaskan untuk sukses berkarier di sektor pembangunan berkelanjutan, penguasaan green skills teknis perlu ditunjang oleh Sustainability Leadership.

Baca Juga: Anak Muda Samarinda Juara II MTQ Internasional di Maroko

Ia memaparkan 10 fokus keahlian yang harus dimiliki, mulai dari kemampuan teknis. Seperti menghitung dampak emisi dan mengidentifikasi strategi dekarbonisasi, hingga kemampuan manajerial seperti menganalisis model bisnis berkelanjutan dan mengomunikasikan data solusi secara ilmiah.

Melalui Studium Generale ini, Zagy Berian tidak hanya membagikan wawasan tentang pentingnya green jobs. Tetapi juga menegaskan peran generasi muda dalam memimpin transisi menuju ekonomi hijau.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X