KONTEKS.CO.ID - Yogyakarta dan sekitarnya baru saja dilanda hujan es. Apa itu fenomena hujan es?
Pada Selasa, 11 Maret 2025, jelang sore Sleman dan Yogyakarta mengalami hujan deras, dengan diwarnai butiran es dan angin kencang.
Lantas seperti apa penjelasan mengenai hujan es ini? Jawaban bisa merujuk kepada penjelasan dari akademi Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS).
Dr. Ir. Amien Widodo, M.Si, peneliti dari Pusat Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim ITS, memberikan penjelasan mengenai fenomena hujan es.
Amien menjelaskan bahwa hujan es terjadi akibat adanya awan Cumulonimbus (Cb), yang berukuran besar dan gelap.
Baca Juga: Kota Depok Diterjang Hujan Es dan Angin Kencang Sore Jelang Malam
Awan ini dapat menghasilkan hujan es jika ada aliran udara yang sangat tinggi, terutama ketika suhu permukaan cukup rendah.
Selain itu, Amien menambahkan bahwa awan Cb juga berpotensi membawa angin puting beliung yang sangat kencang.
Hal ini dapat memperburuk dampak dari hujan es yang semakin sering terjadi di Indonesia.
Baca Juga: Hujan Es Sebesar Kelereng Melanda Yogyakarta dan Sekitarnya, Ditambah Angin Kencang Cuaca Ekstrem
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah mengungkapkan bahwa perubahan iklim memicu fenomena cuaca ekstrem di seluruh dunia.
Salah satu dampak perubahan iklim adalah meningkatnya frekuensi angin puting beliung dan hujan es di Indonesia.
Amien juga menyampaikan bahwa hujan es, yang dulunya hanya dianggap fenomena alam biasa, kini berpotensi menjadi bencana alam.
Hujan es yang lebih besar dan padat dapat merusak properti, seperti kaca atau genting rumah, sementara angin puting beliung yang datang bersamaan lebih berbahaya.
Artikel Terkait
BMKG Jelaskan Fenomena Alam Hujan Es di Jakarta, Ternyata Ini Pemicunya
Cuaca Buruk Hadang Jemaah Haji di Arab Saudi, Mulai Hujan Es, Angin Kencang hingga Sambaran Petir