Ia memperkirakan pertumbuhan pasokan minyak sawit hanya sekitar 1 juta ton pada 2025/26, lebih rendah dari 1,5 juta ton pada tahun sebelumnya.
Baca Juga: Sidang Perdana Perceraian Tasya Farasya dan Ahmad Assegaf Deadlock, Kuasa Hukum Beberkan Alasannya!
India, sebagai salah satu importir terbesar, diprediksi menaikkan impor minyak sawit menjadi 9,3 juta ton dari 8,2 juta ton pada 2024/25.
Sementara itu, total impor minyak nabati India diperkirakan naik 5 persen menjadi 17,1 juta ton.
Di sisi lain, harga minyak nabati lain seperti kedelai dan bunga matahari juga berpotensi naik.
Baca Juga: DPR Sepakat Bentuk Pansus Agraria Serap Aspirasi Petani, Disahkan pada Paripurna 2 Oktober 2025
Minyak kedelai, pesaing terdekat sawit, bisa melonjak lebih dari 40 persen karena meningkatnya permintaan biodiesel di Amerika Serikat.
Namun, minyak bunga matahari diprediksi kembali kompetitif pada pertengahan 2026 seiring panen melimpah di Laut Hitam dan Argentina.
Volatilitas harga minyak sawit diperkirakan tetap tinggi, dengan dampak signifikan terhadap inflasi pangan global dan biaya industri.***
Artikel Terkait
APPKSI Desak Kejagung Usut Dugaan Korupsi Dana Subsidi Sawit Rp179 Triliun di BPDPKS
Pemerintah Tambah Lahan Sawit buat Agrinas, Kini Mencapai 1,5 Juta Hektare
Indonesia Ubah Limbah Sawit Jadi Bioetanol untuk Percepat Transisi Energi
Indonesia Selalu Menang Gugatan atas Uni Eropa, Soal Sawit Sudah Empat Kali!
Indonesia Bisa Tuntut Uni Eropa untuk Status ‘Risiko Nol’ Sawit