• Minggu, 21 Desember 2025

Diancam Trump, Presiden Cyril Ramaphosa Nekat Rancang Deklarasi KTT G20 di Johannesburg Afrika Selatan

Photo Author
- Jumat, 21 November 2025 | 23:53 WIB
Presiden Afrika Selatan, Matamela Cyril Ramaphosa saat bertemu Presiden Prabowo di Istana Merdeka. Ia memastikan KTT G20 tetap melahirkan deklarasi. (Foto: BPMI Setpres RI/Cahyo)
Presiden Afrika Selatan, Matamela Cyril Ramaphosa saat bertemu Presiden Prabowo di Istana Merdeka. Ia memastikan KTT G20 tetap melahirkan deklarasi. (Foto: BPMI Setpres RI/Cahyo)

KONTEKS.CO.ID - Utusan G20 dilaporkan telah menyetujui rancangan deklarasi pemimpin kelompok tersebut menjelang KTT akhir pekan ini di Johannesburg, Afrika Selatan.

Tiga sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan, deklarasi akan tetap dibuat meskipun tanpa masukan dari Amerika Serikat.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya telah mengindikasikan akan memboikot KTT tersebut karena adanya perbedaan pendapat dengan negara tuan rumah, Afrika Selatan.

Baca Juga: Pembakaran Rumah Hakim Khamozaro Waruwu Terkait Sidang Korupsi Jalan di Sumut? Polisi Sampaikan Ini

Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, sebelumnya menegaskan, negara-negara yang tergabung dalam G20 akan membuat deklarasi bersama di akhir KTT di Johannesburg akhir pekan ini.

“Deklarasi tetap dilakukan meskipun ada peringatan dari Amerika Serikat,” kata Cyril Ramaphosa, pada Kamis 20 November 2025.

Dia menegaskan, negara tuan rumah KTT tidak akan terpengaruh oleh tekanan dari Pemerintahan Trump untuk melemahkan keputusan akhir apa pun.

Baca Juga: Jet Tempur Tejas India Jatuh saat Akrobatik di Dubai Airshow 2025, Pilot Tak Bisa Menyelamatkan Diri

Cyril Ramaphosa mengatakan kepada wartawan, KTT G20 pertama di Afrika akan tetap berlangsung tanpa AS. Trump memboikot pertemuan dua hari para pemimpin dunia yang mulai dibuka besok, Sabtu 22 November 2025.

Trump mengklaim Pemerintahan Ramaphosa secara brutal menganiaya minoritas kulit putih.

Duta Besar Afrika Selatan untuk G20 mengatakan, pekan ini AS telah mengirimkan komunikasi diplomatik ke Afrika Selatan yang menyarankan agar tidak ada deklarasi yang diadopsi pada KTT tersebut. Alasannnya, AS tidak hadir dan karenannya tidak akan ada konsensus.

Baca Juga: Pengurus Syuriah Ancam Pecat Gus Yahya dari Kursi Ketum PBNU, Gus Ipul Minta Warga NU Banyak Bershalawat

Sebaliknya, Gedung Putih menginginkan pernyataan yang lebih lunak dari Afrika Selatan hanya untuk menutup KTT tersebut.

KTT ini merupakan puncak dari lebih dari 120 pertemuan yang telah diselenggarakan oleh negara dengan ekonomi paling maju di Afrika tersebut sejak mengambil alih jabatan presiden bergilir G20 tahun ini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X