KONTEKS.CO.ID - Kesepakatan untuk mengakhiri penutupan pemerintahan Amerika Serikat akhirnya disetujui Senat.
Ini membuka jalan bagi berakhirnya kebuntuan terpanjang dalam sejarah negeri tersebut.
Setelah akhir pekan penuh negosiasi di Washington, sebagian kecil anggota Partai Demokrat bergabung dengan Partai Republik untuk mendukung kesepakatan tersebut.
Pemungutan suara ini merupakan langkah prosedural pertama menuju pengesahan rancangan kompromi untuk mendanai kembali pemerintahan.
Penutupan pemerintahan ini berlaku sejak 1 Oktober lalu.
Meski masih harus melewati beberapa tahapan lagi, termasuk pemungutan suara di Kongres, persetujuan ini menjadi tanda nyata pertama dari kemajuan setelah 40 hari kebuntuan.
Penutupan pemerintahan kali ini menjadi yang terlama dalam sejarah Amerika Serikat.
Hingga akhir pekan lalu, tampaknya anggota parlemen dari Partai Republik dan Demokrat masih terjebak dalam kebuntuan politik.
Sejumlah layanan publik telah terhenti sejak Oktober, dan sekitar 1,4 juta pegawai federal kini cuti tanpa dibayar, atau tetap bekerja tanpa menerima gaji.
Baca Juga: Universitas Al Azhar Kairo Buka Departemen Bahasa Indonesia
Dampak penutupan ini meluas ke berbagai sektor, termasuk perjalanan udara di AS dan bantuan pangan bagi 41 juta warga berpenghasilan rendah.
Kesepakatan ini dinegosiasikan antara Pemimpin Mayoritas Senat John Thune dan Gedung Putih, bersama senator Demokrat Jeanne Shaheen dan Maggie Hassan dari New Hampshire, serta Angus King dari Maine, seorang independen yang berkoalisi dengan Demokrat.
Artikel Terkait
Korbankan Ukraina, Biden Teken RUU Pendanaan Sementara untuk Cegah Penutupan Pemerintahan AS
Ini Langkah Trump setelah Penutupan Pemerintah AS
Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Loyo, Pasar Waspadai Dampak Shutdown AS dan Geopolitik Global
Trump Beri Sinyal Shutdown Pemerintah AS segera Berakhir