KONTEKS.CO.ID – Negara-negara mulai mempertimbangkan keterlibatan dalam misi perdamaian di Gaza pascaperang berkepanjangan.
Salah satu rencana utama Presiden AS Donald Trump adalah pembentukan International Stabilisation Force (ISF) untuk menjaga keamanan dan melatih kepolisian Palestina.
Namun, belum ada kejelasan tentang bentuk, waktu, maupun mandat pasukan tersebut.
Baca Juga: Tragedi Al Khoziny Picu Kebijakan Baru, Presiden Perintahkan Audit dan Renovasi Pesantren Nasional
Menteri Luar Negeri Republik Irlandia Simon Harris menyebut masih terlalu dini membahasnya.
Namun, Irlandia tetap membuka kemungkinan berpartisipasi.
Mantan Kepala Staf Angkatan Pertahanan Irlandia Mark Mellett menilai transisi pasukan penjaga perdamaian negaranya dari misi Lebanon ke Gaza sangat memungkinkan.
Baca Juga: Proyek ‘Gerbang Raja Salman’ Diluncurkan, Wajah Makkah Bakal Berubah
Ia mengatakan reputasi Irlandia di UNIFIL menjadi modal besar untuk mendukung stabilitas Gaza.
Kolonel (Purn) Garry McKeon menambahkan, pengalaman Irlandia di Chad dan Liberia memberi nilai strategis.
“Ada cukup banyak personel berpengalaman yang bisa melatih generasi baru,” ujarnya.
Meski begitu, tantangan besar tetap ada, termasuk sikap Hamas yang diduga menolak pasukan internasional.
“Ini tidak akan berjalan mulus. Hamas bisa menjadi ancaman permanen,” kata Mellett.
Artikel Terkait
Jerman dan Prancis Desak PBB Bentuk Pasukan Perdamaian di Gaza, Indonesia Siap
Ditanya Amerika Hingga Mesir, Presiden Prabowo: Indonesia Siap Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza
Israel Tarik Pasukan, Prabowo Sebut Perdamaian Gaza Jadi Awal Baik: Kita Berdoa Ini akan Sukses!
Fase Kedua Gencatan Senjata Israel-Hamas, Pembentukan Pemerintahan Baru dan Pasukan Penjaga Perdamaian
Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Makan Biaya hingga Rp879 Triliun