• Senin, 22 Desember 2025

Simak Secara Lengkap 20 Poin Proposal Donald Trump untuk Mengakhiri Perang di Gaza

Photo Author
- Selasa, 30 September 2025 | 16:45 WIB
Presiden AS, Donald Trump, mengajukan 20 poin dalam perjanjian damai Hamas Palestina dan israel di Jalur Gaza.  (Foto: Instagram.com/@realdonaldtrump)
Presiden AS, Donald Trump, mengajukan 20 poin dalam perjanjian damai Hamas Palestina dan israel di Jalur Gaza. (Foto: Instagram.com/@realdonaldtrump)

Poin 12: Tak Ada yang Diusir dari Gaza

Tidak seorang pun akan dipaksa meninggalkan Gaza, dan mereka yang ingin pergi akan bebas melakukannya dan bebas untuk kembali.

Baca Juga: Dapur MBG di Makassar Setop Operasi, Mitra BGN: Uang Belanja Cuma Dijatah Rp6.500 per Porsi

AS akan mendorong orang-orang untuk tetap tinggal dan menawarkan mereka kesempatan untuk membangun Gaza yang lebih baik.

Poin 13: Nasib Hamas

Hamas dan faksi-faksi lainnya sepakat untuk tidak memiliki peran apa pun dalam tata kelola Gaza, baik secara langsung maupun tidak langsung, atau dalam bentuk apa pun. Semua infrastruktur militer, teror, dan ofensif, termasuk terowongan dan fasilitas produksi senjata, akan dihancurkan dan tidak dibangun kembali.

Akan ada proses demiliterisasi Gaza di bawah pengawasan pemantau independen, yang akan mencakup penempatan senjata secara permanen di luar jangkauan melalui proses dekomisioning yang disepakati, dan didukung oleh kerangka hukum internasional.

Program pembelian kembali dan reintegrasi yang didanai telah diverifikasi oleh pemantau independen. New Gaza akan berkomitmen penuh untuk membangun ekonomi yang sejahtera dan hidup berdampingan secara damai dengan negara-negara tetangga.

Poin 14: Jaminan dari Mitra Regional

Jaminan akan diberikan oleh mitra regional untuk memastikan bahwa Hamas, dan faksi-faksinya, mematuhi kewajiban mereka dan bahwa New Gaza tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara tetangga atau rakyatnya.

Baca Juga: Lima Pekerja Tambang Grasberg Freeport Terus Dicari, Lokasi Makin Dalam, Udara Terbatas

Poin 15: Kerja Sama AS dan Timur Tengah

Amerika Serikat akan bekerja sama dengan mitra Arab dan internasional untuk mengembangkan Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF) sementara yang akan segera dikerahkan di Gaza.

ISF akan melatih dan memberikan dukungan kepada pasukan polisi Palestina yang telah diseleksi di Gaza, dan akan berkonsultasi dengan Yordania dan Mesir yang memiliki pengalaman luas di bidang ini.

Pasukan ini akan menjadi solusi keamanan internal jangka panjang. ISF akan bekerja sama dengan Israel dan Mesir untuk membantu mengamankan wilayah perbatasan, bersama dengan pasukan polisi Palestina yang baru dilatih.

Sangat penting untuk mencegah amunisi memasuki Gaza dan memfasilitasi aliran barang yang cepat dan aman untuk membangun kembali dan merevitalisasi Gaza. Mekanisme dekonfliksi akan disepakati oleh para pihak.

Baca Juga: Masih Terus Dievakuasi, Korban Meninggal Dunia Musala Ambruk di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo 3 Orang

Poin 16: Larangan untuk Israel

Israel tidak akan menduduki atau mencaplok Gaza. Seiring dengan terbentuknya kendali dan stabilitas oleh ISF, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan menarik diri berdasarkan standar, tonggak sejarah, dan kerangka waktu terkait demiliterisasi yang akan disepakati antara IDF, ISF, para penjamin, dan Amerika Serikat, dengan tujuan menciptakan Gaza yang aman dan tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel, Mesir, atau warga negaranya.

Praktisnya, IDF akan secara bertahap menyerahkan wilayah Gaza yang didudukinya kepada ISF sesuai dengan kesepakatan yang mereka buat dengan otoritas transisi hingga mereka ditarik sepenuhnya dari Gaza.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X