KONTEKS.CO.ID - Kedai kopi, teh, dan penjual makanan berempah di Amerika Serikat (AS) sedang kesulitan menjaga margin keuntungan.
Itu karena harga barang impor naik lebih dari 20 persen hanya dalam beberapa bulan terakhir.
Para peritel di seluruh dunia patut mencermati perkembangan terbaru di AS itu.
Sebab, harga kopi dan teh melonjak tajam akibat tarif impor atau tarif Trump, apalagi kenaikan ini terutama menghantam bisnis kecil.
Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS, seperti dilansir dari Retail Insight, harga kopi naik 14,5 persen secara tahunan pada Juli, membuat harga rata-rata satu pon kopi bubuk mencapai USD8,41 atau sekitar Rp137 ribu.
Jika 1 poin sama dengan 0,45 kilogram, berarti bisa ditakar per 1 kilogram kopi bubuk di AS bisa mencapai Rp300 ribu.
Baca Juga: Stok Menipis, Biji Kopi Indonesia Jadi Incaran Pasar Global
Para ahli memperingatkan kebijakan tarif yang berkelanjutan dapat terus mendorong biaya naik, baik bagi konsumen maupun peritel di seluruh negeri.
Jessica Simons, pemilik Bethany’s Coffee Shop di Lincoln, Nebraska, melaporkan kenaikan harga antara 18 persen hingga 25 persen sejak Januari.
Banyak peritel kecil terpaksa menambahkan biaya sementara atau menaikkan harga menu demi menjaga profitabilitas.
Baca Juga: Tarif Impor Kopi Indonesia Lebih Berdampak ke Pembeli AS, Ini Ilustrasinya
Tarif di AS tidak hanya berlaku untuk kopi dan teh. Barang impor lain seperti alpukat, tomat, dan rempah juga terdampak.
Tax Foundation melaporkan hampir 74 persen impor makanan AS senilai USD163 miliar terkena tarif.
Artikel Terkait
Rempah yang Membuat Aroma Masakan Semakin Wangi
Bukber Seru di McD! Promo Paket Bukber Berempat dan Berenam, Harga Mulai Rp46 Ribuan
Strategi Starbucks Bangkitkan Penjualan yang Lesu karena Boikot
Investigasi LSM Inggris, Mobil Karavan dari AS Picu Deforestasi di Kalimantan