KONTEKS.CO.ID - Sektor makanan halal Jepang kini memasuki fase krusial, didorong meningkatnya permintaan dari negara-negara mayoritas muslim dan perkiraan masuknya wisatawan muslim untuk acara-acara internasional yang akan datang.
Pertumbuhan pasar ini dibentuk undang-undang jaminan produk halal Indonesia, yang sebentar lagi akan mewajibkan sertifikasi halal bagi semua barang impor. Pergeseran ini sudah menimbulkan efek berantai di Jepang.
“Saat ini ada lebih dari 1.000 perusahaan bersertifikat halal di Jepang, yang utamanya berfokus pada ekspor,” kata Hind Remon, ketua Japan Halal Association (JHA).
“Meski makanan tetap menjadi kategori utama, permintaan kini meluas hingga mencakup bahan baku yang digunakan dalam kosmetik, menjelang rencana implementasi undang-undang Indonesia untuk barang non-makanan pada Oktober 2026.”
Baca Juga: Indonesia Mengamankan Potensi Kesepakatan Halal Senilai Rp9,3 Miliar di Bangkok
Penekanan yang semakin besar pada bahan baku yang digunakan dalam makanan, kosmetik, dan farmas, telah muncul sebagai salah satu tren paling menonjol di sektor halal Jepang.
Bahan-bahan ini sekarang menyumbang sekitar 60–70% dari ekspor bersertifikat halal Jepang, menurut Remon.
Barang halal siap konsumsi mewakili porsi pasar yang lebih kecil, meskipun ekspor daging sapi Wagyu bersertifikat halal, terutama ke Malaysia dan Indonesia, sedang meningkat.
“Meskipun angka sertifikasi yang tepat sulit diperoleh, perusahaan berorientasi ekspor Jepang semakin mencari sertifikasi halal, terutama di sektor bahan makanan dan kosmetik,” kata Shinya Yokoyama, salah satu pendiri Food Diversity Inc., penyedia informasi makanan halal terkemuka di Jepang.
Baca Juga: Selandia Baru Teken Kerja Sama Halal dengan Indonesia, Tahun Lalu Nilai Ekspor sampai Rp17,8 Triliun
Di dalam negeri, pasar halal Jepang utamanya melayani populasi muslim yang terus bertambah di negara itu dan wisatawan muslim yang datang.
Menurut Kyodo News, populasi muslim Jepang mencapai sekitar 350.000 pada awal 2024, naik dari 110.000 pada 2010.
Dalam hal pariwisata masuk, Malaysia dan Indonesia menyumbang gabungan 2,8% dari total kedatangan wisatawan internasional Jepang pada 2024, dengan masing-masing 506.883 dan 517.651 pengunjung.
Artikel Terkait
Ayam Goreng Widuran Solo Tempel Logo Halal Sejak 2017, Publik Desak Usut Pidana: Bohongi Umat Islam
Cara Urus Sertifikat Halal: Panduan Lengkap untuk Pelaku Usaha agar Tak Berakhir seperti Ayam Goreng Widuran!
Teknik Menyembelih Hewan Kurban yang Aman dan Halal dari Kang Jalal
Selandia Baru Teken Kerja Sama Halal dengan Indonesia, Tahun Lalu Nilai Ekspor sampai Rp17,8 Triliun