• Senin, 22 Desember 2025

Peretasan Allianz Life Rugikan 1,4 Juta Nasabah, Data Pribadi Diduga Dicuri Pakai Modus Rekayasa Sosial

Photo Author
- Selasa, 29 Juli 2025 | 19:15 WIB
Gedung Allianz. (unsplash.com)
Gedung Allianz. (unsplash.com)

Pada bulan lalu, Mandiant telah memperingatkan bahwa kelompok tersebut mulai mengincar pengguna Salesforce dalam serangan-serangan terbaru mereka.

Kendati demikian, juru bicara Allianz Life menolak memberikan konfirmasi saat ditanya apakah sistem CRM yang disusupi memang berasal dari Salesforce.

Baca Juga: Raja Thailand Ultah ke-73 saat Lagi Perang, Vibes-nya Tetap Mewah, Kok Bisa?

Perusahaan Akui Pelanggaran, FBI Turun Tangan

Dalam dokumen keterbukaan kepada Jaksa Agung Negara Bagian Maine, Allianz Life menyampaikan bahwa mereka telah melaporkan insiden ini kepada FBI.

Perusahaan menyebut tidak ada bukti bahwa sistem internal mereka berhasil ditembus lebih dalam, dan sampai saat ini belum ada indikasi penggunaan data secara ilegal atau permintaan tebusan (ransom).

“Allianz Life telah mengambil langkah-langkah mitigasi dan bekerja sama dengan lembaga penegak hukum untuk menyelidiki insiden ini,” ujar juru bicara tersebut.

Baca Juga: Rupiah Kembali Tertekan: Apa yang Mendorong Dolar AS Menguat dan Membuat Pasar Waspada Hari Ini?

Namun, pihak Allianz tetap enggan menyebut secara spesifik berapa jumlah nasabah yang terdampak, hanya menyebutkan “mayoritas” dari total 1,4 juta pelanggan di AS.

Peringatan untuk Industri Keuangan
Kejadian ini kembali menegaskan bahwa industri keuangan, termasuk sektor asuransi, tetap menjadi target utama kelompok hacker dengan kemampuan tinggi.

Sistem CRM berbasis cloud yang menjadi standar modern dalam pengelolaan relasi pelanggan justru kini menjadi titik rawan serangan jika tidak dilindungi secara ketat.

Baca Juga: Bukan Sekadar Sita Moge dari Rumah Ridwan Kamil, KPK Curigai Aset Korupsi Bank BJB

“Modus social engineering, khususnya melalui impersonasi staf IT atau teknisi, saat ini menjadi celah terbesar karena menyerang kelemahan paling dasar dari sistem: manusia,” ujar pengamat keamanan siber dari Digital Forensic Indonesia, Eko Prasetyo.

Menurutnya, perlu ada pembaruan dalam pelatihan dan kesadaran karyawan mengenai modus serangan terbaru yang kini makin canggih dan meyakinkan.

Skala Global dan Potensi Risiko Lanjutan

Sebagai catatan, Allianz merupakan salah satu grup asuransi terbesar di dunia dengan total 125 juta nasabah secara global. Insiden ini bukan hanya menyangkut keamanan data di AS, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran bagi unit usaha Allianz lainnya di berbagai negara, termasuk di Asia dan Eropa.

Baca Juga: Ratusan Mahasiswa dan Dosen Indonesia Dapat Beasiswa Uni Eropa Erasmus+

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X