Bencana Iklim di Korsel: Hujan 100 Tahunan, Banjir dan Longsor Meluas

KONTEKS.CO.ID – Korea Selatan dilanda bencana hidrometeorologi terparah dalam lebih dari satu abad. Hujan dengan intensitas tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 1904 mengguyur sejumlah wilayah pada Kamis 17 Juli 2025, menewaskan warga dan melumpuhkan infrastruktur.

Provinsi Chungcheong Selatan menjadi daerah terdampak paling parah. Di kota Seosan, curah hujan mencapai 114,9 milimeter per jam, tertinggi dalam 120 tahun terakhir.

Badan Meteorologi Korea Selatan (KMA) menyebut fenomena ini sebagai kejadian ekstrem yang "biasanya hanya muncul sekali dalam 100 tahun."

Baca Juga: Usai Meliput, Wartawati Jadi Korban Curanmor di Sawah Besar, Pelaku Terekam CCTV

"Ini rekor curah hujan tertinggi sejak pencatatan resmi dimulai pada 1904," kata seorang pejabat KMA dikutip AFP.

KMA menjelaskan, hujan ekstrem dipicu oleh arus udara hangat dan lembap dari utara Samudra Pasifik yang menciptakan ketidakstabilan atmosfer akut.

Dampak Langsung dan Korban Jiwa

Hujan deras menyebabkan banjir besar di Seosan. Pasar tradisional, kompleks apartemen, hingga kendaraan yang terparkir, semuanya tergenang air.

Baca Juga: Prabowo-Trump Capai Kesepakatan Dagang, Bagaimana Nasib QRIS di Indonesia?

Pemerintah daerah Hongseong langsung mengeluarkan perintah evakuasi dini pada Kamis pagi karena sungai meluap.

"Segera evakuasi ke lokasi aman," tulis pemerintah lokal dalam pengumuman resmi.

Di kota Osan, sekitar 50 km selatan Seoul, seorang pengemudi meninggal dunia setelah dinding penahan jalan layang setinggi 10 meter runtuh dan menimpa mobilnya.

Baca Juga: Resmikan Gedung Polri, Wapres Gibran Ungkap Capaian Presiden Prabowo ke Luar Negeri, Minta Doa Selalu Sehat

Sementara di kawasan pegunungan Chungcheong, dua warga berhasil diselamatkan dari longsor akibat tanah jenuh air.

Beberapa sekolah dan tempat penitipan anak diliburkan demi keamanan warga.