KONTEKS.CO.ID - Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) kembali mendapat serangan membabi buta dari tentara Zionis Israel.
Mengutip kantor berita Turki, Anadolu, UNIFIL mengatakan, perimeter salah satu posisi penjaga perdamaiannya di Lebanon selatan terkena tembakan langsung dari tentara pendudukan Israel pada hari Selasa kemari.
Ini menandai pertama kalinya posisi UNIFIL terkena serangan langsung sejak gencatan senjata Israel-Lebanon dimulai pada 27 November 2024.
Baca Juga: Strategi 'ABC' Dibalik Cerita Jet Tempur Pakistan Jatuhkan Rafale India
Dalam sebuah pernyataan, misi penjaga perdamaian menyatakan, mereka prihatin dengan sikap agresif tentara Israel baru-baru ini yang melibatkan personel dan aset UNIFIL di dekat Garis Biru.
Misi tersebut menambahkan, mereka telah mengamati setidaknya empat insiden lain yang melibatkan tembakan tentara Israel di dekat posisinya di sepanjang Garis Biru.
“Dalam beberapa hari terakhir, UNIFIL juga telah mengamati perilaku agresif lainnya oleh IDF (tentara pendudukan Israel) terhadap pasukan penjaga perdamaian yang melakukan kegiatan operasional sesuai Resolusi Dewan Keamanan 1701,” kata UNIFIL, Kamis 15 Mei 2025.
Baca Juga: Hasil Thailand Open 2025: Giliran Amri-Nita Habisi Unggulan Keempat asal China
Dikatakan, pada hari Selasa, pasukan penjaga perdamaian PBB yang berpatroli dengan tentara Lebanon di dekat Kota Maroun Al-Ras melaporkan telah menjadi sasaran laser dari posisi militer Israel di dekatnya.
"Dalam insiden lain di selatan Alma Ash-Shaab pada tanggal 7 Mei, sinar laser diarahkan ke patroli UNIFIL dari dua tank Merkava Israel," tambahnya.
"Saat patroli mulai bergerak, sebuah pesawat tanpa awak terbang sekitar lima meter di atasnya, mengikuti patroli tersebut sejauh sekitar satu kilometer," katanya lagi.
Baca Juga: BTS Rajai Daftar Reputasi Merek Grup Idola Mei 2025, Ungguli BLACKPINK dan IVE
Secara terpisah, sebuah kendaraan udara berulang kali terbang di atas lokasi UNIFIL di sebelah timur kota Houla.
UNIFIL mengutuk semua tindakan ini, mengingatkan semua pelaku akan tanggung jawab mereka untuk memastikan keselamatan dan keamanan personel dan properti PBB dan untuk menghormati hak asasi manusia dan tempat PBB setiap saat.
Gencatan senjata yang rapuh telah diberlakukan di Lebanon sejak November, mengakhiri perang lintas perbatasan selama berbulan-bulan antara Israel dan Hizbullah, yang meningkat menjadi konflik skala penuh pada bulan September.
Baca Juga: Penyidik Polda Metro Garap Roy Suryo, Dapat 24 Pertanyaan Kasus Ijazah Palsu Jokowi
Pemerintah Lebanon telah melaporkan hampir 3.000 pelanggaran gencatan senjata oleh Israel. Termasuk kematian hampir 200 orang dan cedera sekitar 500 orang lainnya.
Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata, Israel seharusnya menarik diri sepenuhnya dari Lebanon selatan paling lambat 26 Januari. Tetapi batas waktu diperpanjang hingga tanggal 18 Februari setelah menolak untuk mematuhinya. Israel masih mempertahankan kehadiran militer di lima pos perbatasan. ***
Artikel Terkait
Israel Serang Pasukan UNIFIL di Libanon, 2 Anggota TNI Jadi Korban
Israel untuk Kedua Kalinya Serang Pasukan Penjaga Perdamaian PBB UNIFIL di Libanon Selatan
Serangan Israel Terhadap Pasukan UNIFIL Indonesia Picu Kemarahan Dunia
Makin Kurang Ajar, Tank Israel Paksa Masuk ke Pangkalan UNIFIL di Libanon Selatan
Israel Kebakaran Hutan Hebat, karena Tangan Tuhan atau Manusia?