• Senin, 22 Desember 2025

Pakar Vatikan Sebut Ada Kemungkinan Paus Berikutnya Berasal dari Negara Mayoritas Muslim

Photo Author
- Senin, 5 Mei 2025 | 21:18 WIB
Sekretaris Keuskupan Agung Jakarta Adi Prasojo (kiri) bersama Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo yang akan berpotensi menggantikan Paus Fransiskus. (Dok Pribadi Adi Prasojo)
Sekretaris Keuskupan Agung Jakarta Adi Prasojo (kiri) bersama Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo yang akan berpotensi menggantikan Paus Fransiskus. (Dok Pribadi Adi Prasojo)

Baca Juga: PT Zoey Cosmedica Putra Produsen BOGOTA Night Cream Mengandung Bahan Berbahaya

"Jika seseorang bermimpi menjadi paus, maafkan saya karena mengatakan ini, tetapi mereka bodoh," kata Kardinal Hardjoatmodjo kepada wartawan di Jakarta.

Sekretaris Keuskupan Agung Jakarta Vincentius Adi Prasojo, yang telah bertugas bersama Kardinal Hardjoatmodjo selama 12 tahun terakhir, mengatakan kardinal tersebut tidak memiliki ambisi untuk berkuasa.

"Saya dapat meyakinkan Anda bahwa hanya ada satu hal yang dipikirkannya, yaitu melayani gereja… Dia tidak memiliki misi untuk berkuasa atau jabatan, dan dia hanya peduli untuk melayani rakyat," ungkap Prasojo saat mengunjungi Vatikan sebelum konklaf kepada ABC.

Baca Juga: Pertumbuhan PDB Indonesia Kuartal I 2025 Terendah dalam Tiga Tahun Terakhir

Namun karena apa pun bisa terjadi di dalam konklaf, Prasojo menegaskan, Kardinal Hardjoatmodjo akan menerimanya sebagai tindakan ketaatan jika terpilih sebagai Paus.

Juga dari negara dengan mayoritas non-Katolik, ada nama Kardinal Charles Maung Bo dari Myanmar, negara dengan mayoritas penganut Buddha.

Dia disebut-sebut sebagai calon yang mungkin untuk jabatan puncak, dan dianggap memiliki peluang lebih baik dalam pemilihan paus daripada Kardinal Hardjoatmodjo.

Baca Juga: Penuhi Wasiat Terakhir, Mobil Paus Fransiskus Disulap Jadi Klinik Kesehatan Keliling Anak-Anak Gaza

Namun, Hodge menjelaskan, pemilihan Kardinal Maung Bo "mungkin tidak mungkin". "Tetapi dia harus menunjukkan kepemimpinan politik, spiritual, dan moral dalam situasi yang sangat sulit di Myanmar, di bawah konflik sipil dan pemerintahan militer dan semua hal semacam itu," katanya.

"Jadi, dia orang yang mengesankan dan seseorang yang harus mengelola dan hidup dalam situasi yang sangat sulit, memberikan iman, bimbingan spiritual, dan bimbingan moral." ***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X