• Senin, 22 Desember 2025

Jelang Konklaf 2025: Pemasangan Cerobong Asap di Kapel Sistina Menandai Awal Pemilihan Pengganti Paus Fransiskus

Photo Author
- Sabtu, 3 Mei 2025 | 13:00 WIB
Jelang Konklaf 2025: Pemasangan Cerobong Asap di Kapel Sistina Menandai Awal Pemilihan Paus Baru. (X.com/@VaticanNews)
Jelang Konklaf 2025: Pemasangan Cerobong Asap di Kapel Sistina Menandai Awal Pemilihan Paus Baru. (X.com/@VaticanNews)

"Siapa pun yang memasuki konklaf sebagai calon paus, akan keluar sebagai kardinal," begitu pepatah lama yang menggambarkan ketidakpastian dalam proses pemilihan ini.

Kardinal Gregorio Rosa Chavez, salah satu kardinal senior yang tak lagi memiliki hak suara, menambahkan, "Saya rasa Gereja sedang dalam suasana doa, namun juga harus siap dengan kejutan. Ingatlah bagaimana Paus Fransiskus terpilih, itu benar-benar mengejutkan!"

Meskipun pemasangan cerobong ini mungkin tidak terlalu disadari oleh para wisatawan di Lapangan Santo Petrus, beberapa di antaranya merasa mereka tengah menyaksikan momen bersejarah.

Glenn Atherton, wisatawan asal Inggris, mengungkapkan antusiasmenya, "Sungguh luar biasa bisa berada di Roma saat momen bersejarah seperti ini."

Baca Juga: Usai Forum Purnawirawan TNI, Muncul Wadah Purnawirawan TNI-Polri yang Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ada Wiranto Hingga Agum Gumelar

Dari 135 kardinal yang berhak memberikan suara, dua di antaranya mengundurkan diri karena alasan kesehatan, sehingga 133 suara akan menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin baru Gereja Katolik.

Untuk terpilih, seorang kandidat harus meraih mayoritas dua pertiga, yaitu setidaknya 89 suara.

Pada hari pertama konklaf, hanya satu sesi pemungutan suara yang akan dilaksanakan.

Jika belum ada keputusan, pemungutan suara akan dilanjutkan dengan dua sesi pada pagi dan sore hari di hari-hari berikutnya.

Baca Juga: Harga Emas Turun Lagi pada Sabtu Akhir Pekan ini, Pemantauan Antam dan Pegadaian

Hasilnya hanya bisa diketahui melalui warna asap yang keluar dari cerobong.

Sistem asap yang digunakan kini lebih modern.

Sejak 2005, Vatikan beralih menggunakan campuran bahan kimia untuk menghasilkan asap yang lebih jelas terlihat putih untuk keputusan, hitam untuk ketidakpastian.

Bahkan pada konklaf 2013, digunakan dua tungku terpisah: satu untuk membakar surat suara dan satu lagi untuk menciptakan warna asap.

Baca Juga: Menhan Ingin Bangun Pabrik Obat Lokal, Pengamat: Kurang Tepat dan Perlu Kajian Serius

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lopi Kasim

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X