KONTEKS.CO.ID - Moskow masih mencari tempat baru untuk mempertahankan penerbangan strategisnya di kawasan Indo-Pasifik. Ini merupakan sinyal peringatan bahaya bagi Barat.
Selama beberapa tahun terakhir, Angkatan Udara Rusia telah mengajukan beberapa permintaan kepada Indonesia untuk mengizinkan pesawat jarak jauh Il-76 dan Tu-95 mereka mendarat di Pangkalan Angkatan Udara Manuhua di Biak Numfor, Provinsi Papua.
Situs militer Amerika Serikat, Janes, menurunkan laporan bahwa beberapa permintaan tersebut telah dipenuhi pihak Jakarta.
Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Buka Loker 1.652 Petugas PPSU: Lulusan SD atau Cuma Bisa Baca dan Tulis Boleh Melamar
Kini Rusia ingin melangkah lebih jauh dan menempatkan pesawatnya secara penuh di Pangkalan Udara Manuhua. "Pihak berwenang Indonesia telah menerima permintaan resmi," kata sumber di Jakarta kepada Janes, mengutip Defence Express, Selasa 15 April 2025.
Usulan ini menyusul pertemuan pada Februari 2025 antara Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Sergei Shoigu, dengan Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin.
Saat ini, pangkalan udara ini menjadi rumah bagi Skuadron Penerbangan 27 Angkatan Udara Indonesia.
Baca Juga: Kementerian Siapkan Revisi UU UMKM, Ojek Online Bakal Jadi Pengusaha Usaha Mikro
Pangkalan ini mengoperasikan pesawat pengintai CN235, dan Wing Udara ke-9 yang baru didirikan tanpa pesawat yang ditugaskan. Khususnya, Manuhua memiliki landasan pacu yang sama dengan bandara sipil Frans Kaisiepo di dekatnya.
Rincian permintaan sewa Rusia ke Indonesia belum diketahui untuk saat ini. Namun, berdasarkan fakta bahwa Rusia sebelumnya telah meminta untuk mendaratkan Il-76 dan Tu-95 mereka di sana, Defense Express berasumsi justru penerbangan strategis militer itulah yang dibutuhkan Kremlin dari pangkalan udara Indonesia.
Terpenting, Rusia berusaha menempatkan penerbangan jarak jauhnya di Indonesia. Hal itu menunjukkan persiapan Moskow untuk berpartisipasi dalam perang besar di Indo-Pasifik, kemungkinan besar di pihak China, mengingat Manuhua hanya berjarak sekitar 1.200 km di utara pantai Benua Australia.
Baca Juga: Cara Ganti Kartu SIM ke eSIM di HP: Praktis dan Mudah kok!
Meskipun hubungan antara Moskow dan Jakarta tampaknya telah berlangsung lama, tidak banyak hal lain yang diharapkan dari kemitraan semacam itu selain persiapan perang.
Faktanya, Uni Soviet telah kehilangan semua pengaruhnya di negara terpencil ini pada 1965 selama upaya kudeta komunis di Indonesia.
Pada Februari 2022, menyusul invasi Rusia ke Ukraina, Indonesia menolak melanjutkan pembelian pesawat tempur Su-35S Rusia dan lebih memilih Rafale Prancis.
Baca Juga: Berseragam Lengkap, Kapolda Jatim dan Pangdam Brawijaya Dampingi Khofifah Temui Jokowi
Namun, Indonesia kemudian tiba-tiba bergabung dengan blok BRICS pada Januari 2025. Selain itu, Jakarta telah menjadi salah satu pembeli tradisional pesawat Rusia di Asia.
Pada 2024, TNI AU memiliki 2 pesawat tempur Su-27SK dan 3 Su-27SKM di antara armada penerbangannya. Kemudian 2 Su-30MK dan 9 Su-30MK2, menurut studi The Military Balance oleh IISS. ***
Artikel Terkait
Tak Mau Kalah dengan AS-Rusia, Zelensky Terbang ke Ankara Temui Erdogan
Trump Bekukan Voice of America, 1.300 Karyawan VOA Diliburkan: Kemenangan Propaganda China dan Rusia
Dunia Menanti Terobosan Arab Saudi Pimpin Jalan Damai Rusia vs Ukraina
Bukan Hanya Tentara Korut, Pasukan China Ikutan Cawe-cawe Bantu Rusia Perangi Ukraina
Australia Menengarai Rusia Ingin Tempatkan Pesawat Jarak Jauh di Biak Numfor Papua Indonesia