• Minggu, 21 Desember 2025

Normalisasi Sungai Aek Doras dan Pembangunan Huntap Jadi Fokus Pemulihan Pascabencana di Sibolga

Photo Author
- Jumat, 19 Desember 2025 | 05:41 WIB
Normalisasi Sungai Aek Doras di Kota Sibolga
Normalisasi Sungai Aek Doras di Kota Sibolga
KONTEKS.CO.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Pemerintah Kota Sibolga dan unsur fokus normalisasi Sungai Aek Doras, bangun huntap (hunian tetap, dan pemulihan pascabencana.
 
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, pada Jumat, 19 Desember 2025, menyampaikan, BNPB bersama pihak terkait terus melakukan upaya penanganan bencana banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah Kota Sibolga. 
 
"Bencana berdampak pada empat kecamatan, yaitu Kecamatan Sibolga Utara, Sibolga Selatan, Sibolga Sambas, dan Sibolga Kota," katanya.
 
 
Saat ini, kegiatan pembersihan dan normalisasi Sungai Aek Doras masih berlangsung sebagai dampak dari meluapnya sungai tersebut. 
 
"Aktivitas masyarakat secara bertahap mulai pulih. Kegiatan belajar mengajar telah kembali berjalan dan para siswa sudah masuk sekolah," ujarnya. 
 
Distribusi BBM pada umumnya berjalan normal meskipun masih terlihat antrean di beberapa SPBU. Listrik di sebagian besar wilayah terdampak telah kembali menyala, jaringan telekomunikasi mulai normal, serta layanan air bersih PDAM telah berfungsi sekitar 80 persen.
 
 
Berdasarkan data sementara, bencana ini mengakibatkan 54 orang meninggal dunia, 1 orang dinyatakan hilang, serta 61 orang mengalami luka-luka, dengan rincian 49 orang rawat jalan dan 12 orang rawat inap. 
 
Jumlah pengungsi tercatat sebanyak 1.232 orang yang tersebar di 16 titik pengungsian pada 7 kelurahan, dengan jumlah terbanyak berada di Kecamatan Sibolga Utara dan Kecamatan Sibolga Selatan.
 
Pemerintah Kota Sibolga telah menetapkan Status Tanggap Darurat selama 14 hari sejak 25 November hingga 9 Desember 2025 dan diperpanjang kembali selama dua minggu dari 10 hingga 23 Desember 2025. 
 
 
"Dalam masa tanggap darurat ini, dilakukan koordinasi intensif antara pemerintah daerah, BNPB, instansi vertikal, OPD, dunia usaha, tokoh masyarakat, akademisi, serta media," ujarnya  
 
Upaya yang dilakukan meliputi pembersihan jalan dari lumpur, normalisasi aliran Sungai Aek Doras, pemulihan aktivitas ekonomi masyarakat, pendataan dan verifikasi penerima bantuan, pembukaan dapur umum di Kecamatan Sibolga Utara dan Sibolga Selatan, serta pelayanan administrasi kependudukan bagi masyarakat terdampak.
 
Kerusakan infrastruktur akibat bencana meliputi 11 rumah ibadah, 8 gedung sekolah, 2 unit jembatan, 11 ruas jalan, 5 gedung milik pemerintah daerah, serta 9 titik lampu penerangan jalan umum. 
 
 
Kebutuhan mendesak yang masih diperlukan antara lain pompa air, ketersediaan gas LPG 3 kg dan 12 kg, serta pakaian dan perlengkapan sekolah bagi siswa SD, SMP, dan SMA.
 
Tim gabungan BNPB dan pemerintah daerah pada Kamis kemarin melakukan pemantauan penyaluran bantuan logistik dan air bersih ke 19 titik lokasi, dan memastikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat terdampak.
 
"Melakukan pembersihan dan peninjauan aliran sungai, serta mendampingi pelaksanaan kegiatan dukungan psikososial (trauma healing) bagi anak-anak," katanya. 
 
 
Koordinasi lintas kementerian/lembaga dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara terus dilakukan, termasuk peninjauan rencana lokasi huntap seluas 3 hektare yang direncanakan akan dibangun sebanyak 200 unit rumah, serta penyiapan lokasi tambahan untuk kebutuhan selanjutnya.
 
Perkembangan penanganan menunjukkan bahwa aliran listrik PLN sudah dapat diakses oleh masyarakat meskipun masih terbatas di beberapa lokasi.
 
Layanan air PDAM mulai mengalir namun masih terbatas dan belum sepenuhnya jernih, serta jaringan telepon seluler dan internet sudah dapat digunakan meskipun masih mengalami gangguan. 
 
 
"Ketersediaan beras dinyatakan aman dengan dukungan cadangan pemerintah dan stok Bulog," katanya.
 
Bantuan logistik terus berdatangan dari berbagai pihak, termasuk BNPB, perbankan, dan BUMN, untuk selanjutnya didistribusikan kepada masyarakat terdampak.
 
BNPB mencatat sejumlah kendala yang masih dihadapi di lapangan, antara lain akses jalan Sibolga–Tarutung di KM 6,5 yang belum dapat dilalui akibat longsor, keterbatasan alat berat untuk percepatan normalisasi dan pembersihan, distribusi air bersih yang belum merata.
 
 
 
"Gangguan jaringan internet, serta kondisi jalan yang masih mengalami kerusakan dan tertutup sedimen," ujarnya. 
 
BNPB bersama seluruh pemangku kepentingan terus berupaya mengatasi hambatan tersebut guna mempercepat pemulihan dan menjamin keselamatan masyarakat.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Setiawan Konteks

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X