KONTEKS.CO.ID - Banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Sibolga, Sumatera Utara, tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga membuat warga kesulitan mendapatkan makanan.
Di tengah kekacauan itu, sebuah video seorang pria yang mengambil tiga bungkus mi instan dari minimarket mendadak viral dan menuai banyak reaksi warganet.
Pria tersebut kemudian diketahui bernama Muchlis. Ia mengakui aksinya mengambil mi instan, air mineral, dan beberapa camilan saat banjir melanda daerahnya.
Baca Juga: Kubu Yahya Staquf Tolak Muktamar Dipercepat, Desak Rekonsiliasi agar Konflik PBNU Tak Makin Membesar
Kondisi ekonomi benar-benar lumpuh, kebutuhan pokok menipis, sedangkan bantuan belum juga sampai. Dalam situasi terjepit itulah ia mengambil keputusan yang kemudian ia sesali.
Muchlis mengatakan bahwa tiga mi instan itu ia ambil karena ketiga anaknya kelaparan.
Ia juga membuat video di akun TikTok miliknya untuk menyampaikan permintaan maaf.
“Kepada pemilik Alfamart, saya minta maaf. Saya salah satu yang menjarah toko itu,” ujarnya pada Selasa, 2 Desember 2025.
Ia menegaskan kembali bahwa tindakannya bukan karena niat buruk.
“Kami terjebak banjir, tidak ada uang, tidak ada bantuan sama sekali. Akhirnya saya ikut mengambil,” kata Muchlis.
Ia berjanji akan mengganti seluruh barang yang telah diambil begitu kondisi membaik.
Ungkapan Penyesalan dan Kisah Hidup Muchlis yang Sempat Terpuruk
Muchlis mengaku sudah memasak mi instan yang ia ambil untuk anak-anaknya. Ia kembali menekankan bahwa tindakannya murni karena kebutuhan.
Artikel Terkait
Zulhas Ungkap Alasan Penanganan Banjir Sumatra Terasa Lamban, Sentil Soal Akses dan Cuaca Ekstrem
Duduk Perkara Starlink Gratis Malah Jadi Pungli di Langsa, Banjir Sumatra
Presiden Prabowo Ambil Alih Komando Penanganan Bencana Banjir Sumut, Sumbar, dan Aceh
Kayu Gelondongan Terseret Banjir, DPR Ungkap Sinyal Bahaya dan Bakal Panggil Kemenhut
3 Prajurit TNI Gugur saat Selamatkan Warga dari Banjir Bandang di Padang Panjang
Greenpeace Tuding 3 Menteri Prabowo Jadi Biang Kerok Banjir Bandang Sumatra-Aceh, Siapa Mereka?
Greenpeace Sudah Ingatkan Banjir Bandang Sumatra sejak 10 Tahun Lalu, tapi Diabaikan Pemerintah