nasional

Diduga Rugikan Negara Ratusan Miliar, Direktur CBA Desak Kejagung Periksa Boy Thohir dan Franky Widjaja

Minggu, 12 Oktober 2025 | 13:38 WIB
Direktur Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi (Foto: Instagram/@uchok_sky)

KONTEKS.CO.ID - Program subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang digadang pemerintah untuk membantu masyarakat miskin, ternyata tak sepenuhnya tepat sasaran.

Dalam sidang kasus dugaan korupsi jual-beli solar Pertamina yang merugikan negara hingga Rp2,54 triliun di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis, 9 Oktober 2025, terungkap bahwa sebanyak 13 perusahaan besar turut menikmati BBM dengan harga murah di bawah bottom price dan harga pokok penjualan (HPP) Pertamina.

Dari deretan perusahaan tersebut, dua di antaranya disebut terkait dengan konglomerat nasional Boy Thohir dan Franky Widjaja. Fakta ini disampaikan oleh Riva Siahaan, yang membeberkan nama-nama perusahaan penerima solar nonsubsidi berharga rendah itu.

Baca Juga: Banding Israel untuk 6 Atlet Senam Belum Masuk Daftar Sidang CAS

Direktur Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky, menilai pengungkapan tersebut menunjukkan adanya penyalahgunaan besar dalam distribusi solar nonsubsidi.

“Pantesan mereka jadi orang terkaya di Indonesia, ternyata mereka menikmati penjualan solar nonsubsidi di bawah aturan. Melanggar hukum itu. Dan, solar yang dibelinya itu menjadi haram karena merugikan negara,” ujar Uchok yang dikutip pada Minggu, 12 Oktober 2025.

Perusahaan Boy Thohir Diduga Kecipratan Keuntungan

Salah satu perusahaan yang disebut, yakni PT Adaro Indonesia, tambang milik Garibaldi “Boy” Thohir, yang diduga membuat Pertamina mengalami kerugian hingga Rp168,52 miliar.

PT Adaro Indonesia merupakan bagian dari Adaro Group yang memiliki lini bisnis batu bara, energi, hingga logistik.

Baca Juga: Mengenang Kosasih Kartadiredja, Wasit Indonesia Pertama Berlisensi FIFA yang Anti Suap dan Match Fixing Meski Hidup Pas-pasan

Tak hanya itu, perusahaan lain milik Boy Thohir, PT Maritim Barito Perkasa (MBP), bagian dari Adaro Logistics, juga disebut ikut memperoleh solar dengan harga jauh di bawah ketentuan.

MBP beroperasi di Kalimantan dan Sumatera dalam bidang transportasi laut dan sungai untuk pengangkutan batu bara. Akibat praktik ini, negara dilaporkan merugi hingga Rp66,48 miliar.

Kesuksesan bisnis Adaro Group selama ini memang membuat kekayaan Boy Thohir meningkat tajam.

Baca Juga: Instagram Map Resmi Hadir di Indonesia! Kini Bisa Lacak Lokasi Teman Langsung Lewat DM

Halaman:

Tags

Terkini