Gas LPG Langka Pascabanjir, Warga Takengon Bertahan Pakai Kayu Hanyut Demi Api Dapur

KONTEKS.CO.ID - Banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh Tengah tak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga memicu krisis energi di tengah masyarakat.

Setelah pasokan bahan bakar minyak (BBM) sempat terputus, kini gas LPG ikut langka, memaksa warga mencari cara alternatif agar dapur tetap menyala.

Kondisi tersebut dirasakan langsung oleh warga Takengon. Saat tabung gas sulit ditemukan, sebagian masyarakat memilih kembali ke cara lama yaitu memasak dengan kayu bakar yang dikumpulkan dari sungai.

Baca Juga: Totalitas Lee Je Hoon di Taxi Driver 3 Episode 9: Sinkron, Luwes, sampai Fairy Ending

Kayu Hanyut Jadi Andalan Warga

Melalui unggahan akun Instagram @masjidnurulashri, terlihat warga turun langsung ke sungai untuk mengumpulkan potongan kayu yang hanyut akibat banjir.

Kayu-kayu itu kemudian ditumpuk di tepi sungai untuk dijadikan bahan bakar.

“Mulai kehabisan gas untuk memasak, warga di Aceh terpaksa pakai kayu bakar yang hanyut untuk jadi kayu bakar,” tulis keterangan unggahan video pada Sabtu, 20 Desember 2025.

Dalam video tersebut, warga tampak bekerja sama menepikan kayu, meski sebagian masih dalam kondisi basah. Bagi mereka, yang terpenting dapur tetap berasap dan kebutuhan makan keluarga bisa terpenuhi.

Baca Juga: Apa Itu Ijon Proyek? Modus Korupsi yang Menjerat Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang

Prihatin, Tapi Salut dengan Ketangguhan Warga

Aksi warga Takengon ini menuai beragam respons dari warganet. Banyak yang mengaku prihatin dengan kondisi krisis energi, namun tak sedikit pula yang kagum dengan ketangguhan masyarakat Aceh.

“Kembali ke bahan bakar kayu, di situ akan makin menghargai pohon,” tulis akun @sez***.

Komentar lain menyoroti dampak lingkungan di wilayah hulu. “Nggak berhenti ini kayu lewat tiap ada air ngalir, bener-bener rusak bagian hulunya,” tulis akun @ew***.

Baca Juga: Fuku-Matsu Mengamuk! Juara SEA Games Malaysia Tersingkir di Semifinal BWF World Tour Finals 2025