KONTEKS.CO.ID - Kusta atau penyakit Hansen merupakan penyakit menular kronis yang masih menjadi perhatian dunia kesehatan.
Penyakit ini disebabkan bakteri Mycobacterium leprae yang terutama menyerang kulit dan saraf perifer.
Jika tidak ditangani sejak dini, kusta dapat memicu kecacatan progresif dan bersifat permanen.
Baca Juga: Zulfa Mustofa Gaspol Safari NU ke Jawa Barat, Konsolidasi Ditegaskan di Tengah Dinamika Internal
Selain dampak fisik, penderita kusta kerap menghadapi stigma dan diskriminasi sosial.
Padahal, kusta merupakan penyakit yang dapat disembuhkan sepenuhnya melalui pengobatan yang tepat.
Deteksi dini dan penanganan cepat menjadi kunci untuk mencegah komplikasi serius.
Baca Juga: Viral Pedagang Mie Babi Pakai Atribut Muslim di Bandung, Satpol PP Turun Tangan dan Beri Teguran
Secara global, kusta masih ditemukan di lebih dari 120 negara dan tergolong sebagai penyakit tropis terabaikan atau neglected tropical disease (NTD).
Setiap tahun, sekitar 200 ribu kasus baru dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Meski demikian, WHO mencatat eliminasi kusta sebagai masalah kesehatan masyarakat dengan prevalensi kurang dari satu kasus per 10 ribu penduduk.
Penurunan kasus terjadi secara bertahap, tetapi sejumlah negara masih mencatat angka yang cukup tinggi.
Data WHO tahun 2023 menunjukkan Brasil, India, dan Indonesia masih melaporkan lebih dari 10 ribu kasus baru per tahun.
Artikel Terkait
Ketahui Apa Itu Penyakit Kusta Gejala dan Penyebabnya
WHO Minta Kenaikan Cukai Rokok 50 Persen, Ekonom Kesehatan Sebut ini Sangat Mendesak
Sejalan dengan WHO, BPOM Bantah Klaim Parasetamol Picu Autisme
Viral Parasetamol Sebabkan Autisme pada Bayi, Berikut Penjelasan Resmi WHO K