• Senin, 22 Desember 2025

Viral Parasetamol Sebabkan Autisme pada Bayi, Berikut Penjelasan Resmi WHO K

Photo Author
- Minggu, 28 September 2025 | 17:02 WIB
Kantor Pusat WHO di Jenewa, Swiss. WHO menjelaskan dampak parasetamol terkait penyakit autis.   (Foto:  WHO/Pierre Virot)
Kantor Pusat WHO di Jenewa, Swiss. WHO menjelaskan dampak parasetamol terkait penyakit autis. (Foto: WHO/Pierre Virot)

KONTEKS.CO.ID – Viral di dunia maya isu parasetamol bisa menyebabkan bayi lahir dalam kondisi menderita penyakit autis.

Keingintahuan yang tinggi dari masyarakat menyebabkan kata parasetamol jadi trending topic di lini masa platform X hari ini, Minggu 28 September 2025.

Terkait isu parasetamol penyebab autisme pada bayi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), memberikan penjelasan melalui laman resminya.

Baca Juga: Janji-Janji BGN Setelah Kasus Keracunan MBG Marak Terjadi, Terbaru Ada Dua Nomor Telepon Aduan Dibuka

WHO menegaskan, saat ini belum ada bukti ilmiah konklusif yang mengonfirmasi kemungkinan hubungan antara autisme dan penggunaan asetaminofen (juga dikenal sebagai parasetamol) selama kehamilan.

Secara global, hampir 62 juta orang (1 dari 127) memiliki gangguan spektrum autisme, suatu kelompok kondisi beragam yang berkaitan dengan perkembangan otak.

“Meskipun kesadaran dan diagnosis telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, penyebab pasti autisme belum dapat dipastikan, dan dipahami bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat berperan,” tulis WHO dalam keterangan resminya.

Penelitian ekstensif telah dilakukan selama dekade terakhir, termasuk studi skala besar, yang meneliti hubungan antara penggunaan asetaminofen selama kehamilan dan autisme. “Saat ini, belum ada hubungan yang konsisten yang telah ditetapkan,” imbuhnya.

Baca Juga: Dibantai Atletico, Xabi Alonso Akui Real Madrid Tampil Buruk

WHO merekomendasikan agar semua wanita terus mengikuti saran dokter atau tenaga kesehatan mereka. Ini dapat membantu menilai kondisi individu dan merekomendasikan obat-obatan yang diperlukan.

Obat apa pun harus digunakan dengan hati-hati selama kehamilan, terutama pada tiga bulan pertama, dan sesuai dengan saran dari tenaga kesehatan profesional.

Selain itu, lanjut WHO, terdapat basis bukti yang kuat dan luas yang menunjukkan bahwa vaksin anak tidak menyebabkan autisme.

Studi-studi berskala besar dan berkualitas tinggi dari berbagai negara telah mencapai kesimpulan yang sama. Studi-studi awal yang menunjukkan adanya hubungan tersebut terbukti cacat dan telah didiskreditkan.

Baca Juga: IKN Jadi Ibu Kota Politik 2028: Prabowo Teken Perpres, Jokowi Dukung, AHY Kawal Pembangunan

Sejak 1999, para ahli independen yang menjadi penasihat WHO telah berulang kali menegaskan bahwa vaksin—termasuk yang mengandung tiomersal atau aluminium—tidak menyebabkan autisme atau gangguan perkembangan lainnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X