KONTEKS.CO.ID - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa kembali bikin publik menoleh setelah mengungkap ancaman pembekuan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) bila kinerja mereka tak berubah dalam satu tahun.
Yang bikin kaget, Purbaya menegaskan bahwa ancaman merumahkan 16 ribu pegawai itu bukan ide pribadinya, melainkan “perintah bos di atasnya”.
“Kita kasih waktu setahun buat betulin. Kalau enggak, 16 ribu pegawai kita rumahkan. Bukan dari saya, dari bos di atas,” katanya dalam sebuah dialog di Jakarta.
Baca Juga: Agensi Onew Buka Suara Soal Dugaan Keterlibatan dengan Injection Auntie dalam Kasus Park Na Rae
Sebagai menteri, Purbaya memang bertanggung jawab langsung kepada presiden.
Dan ultimatum ini, menurutnya, bukan gertakan semata. Ia ingin DJBC sadar bahwa reformasi bukan lagi PR, tapi “deadline”.
Purbaya bahkan menyinggung cara lama yang pernah dipakai Presiden Soeharto dengan melibatkan perusahaan asal Swiss, SGS, untuk mengambil alih fungsi bea cukai.
“Saya pakai itu buat pecut. Masa negara kita nggak mampu?” ujarnya.
Di lapangan, kata Purbaya, masalahnya nyata. Ia mencontohkan temuan saat sidak ke pelabuhan.
Barang impor yang seharusnya bernilai tinggi justru tercatat hanya US$7. “Di toko online harganya jauh lebih mahal. Masa bisa murah begini? Kok bisa?” katanya.
Baca Juga: Kisah Heroik Guru Selamatkan Dian, Siswa SD yang Jadi Korban Mobil MBG Terguling di Kalibaru
Upaya Berbenah dan Tantangan Satu Tahun
Selain soal harga yang tak masuk akal, Purbaya juga menyoroti kebocoran pengawasan ekspor-impor, terutama masuknya produk ilegal dari China.
Artikel Terkait
Purbaya Ngamuk! Bea Cukai Diujung Tanduk: Reformasi atau Dirumahkan Tanpa Gaji
Menkeu Purbaya Ngeluh UU Ciptaker Buatan Rezim Jokowi Bikin Negara Tekor Rp25 Triliun: Rakyat Subsidi Pengusaha Kaya Raya!
Kesal AI Milik Bea Cukai Disamakan dengan Kemenkes, Purbaya: Tersinggung Gue
Menkeu Purbaya ke Direktorat Bea Cukai: Kalau Nggak Beres, Awas!