Penutupan sementara ini berlangsung di tengah pengawasan ketat pemerintah.
Pejabat Bappenas pekan ini meninjau smelter tersebut untuk memastikan agenda hilirisasi mineral nasional tetap sesuai rencana.
Smelter Freeport di Gresik mempekerjakan sekitar 2.000 orang pada kapasitas penuh, terdiri dari 1.200 pekerja kontrak dan 800 pegawai tetap.
Selama fase pembangunan, proyek ini melibatkan hingga 40 ribu pekerja konstruksi secara kumulatif.
Baca Juga: Kesepakatan Dagang Indonesia dan AS Terancam Batal, Washington Sebut Jakarta Mundur Janji
Adapun dua tambang bawah tanah lain yang tidak terdampak longsoran, yakni Deep Mill Level Zone (DMLZ) dan Big Gossan, sudah kembali beroperasi meski belum sepenuhnya normal.
Pemulihan GBC pada Maret–April 2026 menjadi faktor kunci memulihkan pasokan konsentrat dan mengembalikan operasional smelter secara penuh.***
Artikel Terkait
Pemerintah Pertimbangkan Izin Freeport Lanjutkan Operasi Tambang
Menteri ESDM Sebut Titik Longsor Freeport Ditutup Total hingga Audit Keamanan Tuntas
Freeport Temukan Harta Karun Indonesia di Tanah Papua, Sinyal Perpanjangan Kontrak di 2041?
Harta Karun yang Ditemukan Freeport adalah Sumber Daya 3 Ton Bijih Tembaga